Kamis, 30 September 2021

1.3.a.9. Koneksi Antar Materi - Visi Guru Penggerak

 

 

1.3.a.9. Koneksi Antar Materi - Visi Guru Penggerak

 

NURHAYATI,S.Pd

CGP ANGKATAN 3 KOTA BIMA


FILOSOFIS PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA




Seorang guru penggerak harus tahu dan memahami filosofis pendidikan, salah satunya adalah filosofis pendidikan dari Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara memberikan pemikiran-pemikirannya tentang Dasar-dasar Pendidikan. Menurut KHD, pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau Tukang Kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya bahwa kita seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk  kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak). Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu  tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada namun tidak semua yang baru itu baik, jadi perlu diselaraskan dulu. Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya. Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran Kalau sekarang ya kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti. Di Sekolah kita bisa tanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia pada anak melalui kegiatan pembiasaan.

 

NILAI DIRI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Nilai diri yang diharapkan ada pada Guru Penggerak adalah Mandiri, Reflektif, Inovatif, Kolaboratif, dan Berpihak Pada Murid.

a)      Menjadi coach bagi guru lain yaitu sebagai mentor bagi rekan guru dalam membuat media belajar.

b)      Mewujudkan kepemimpinan murid yaitu membantu murid untuk mandiri dalam belajar, terus memunculkan motivasi murid untuk belajar, juga mendidik karakter murid di sekolah melalui keteladanan dan pembiasaan positif.

c)       Mendorong kolaborasi antar guru dengan membangun komunikasi aktif dan membangun dialog antar pemangku kepentingan di luar dan di dalam sekolah tentang peningkatan kualitas belajar.

d)      Menjadi pemimpin pembelajaran sebagai Guru  Penggerak  diharapkan  mampu  berperan  sebagai  pemimpin  yang berorientasi pada murid, dengan memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang murid.

e)      Menggerakkan Komunitas Praktisi sebagai Seorang Guru Penggerak berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru baik di sekolah maupun wilayahnya.

Nilai Reflektif : melakukan evaluasi hal – hal positif atau negative yang pernah dilakukan dalam proses pembelajaran.

Nilai kolaboratif dengan bersama – sama dengan warga sekolah melaksanakan kegiatan gotong royong, membangun komiunikasi positif dengan pihak internal ( guru, murid, kepala sekolah) dan eksternal ( wali murid, stake holder pendidikan) terkait dengan pelaksanaan program- program sekolah dan upaya pengembangan potensi diri.

Nilai mandiri dengan memotivasi diri siswa dalam mengembangkan potensi ditengah keterbatasan.

Nilai Inovatif yaitu Guru menciptakan ide atau gagasan baru sebagai upaya menjawab persoalan yang muncul yang dihadapi baik dalam proses pembelajaran atau permasalahan lain dalam upaya pengembangan pendidikan dan peningkatan kreativitas anak atau guru sendiri.

Nilai Berpihak pada Murid yaitu dengan merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada murid.

Sedangkan peran dari seorang guru penggerak adalah sebagai pemimpin perubahan baik di kelas, sekolah, atau komunitas lainnya yang berhubungan. Mampu menggerakan orang lain.

Berikut kompetensi yang hendaknya dimiliki oleh seorang guru penggerak:

Kategori Penguasaan Pengetahuan Profesional

Kompetensi:

1.      Menganalisis struktur & alur pengetahuan untuk pembelajaran

2.     Menjabarkan tahap penguasaan kompetensi murid 

3.     Menetapkan tujuan belajar sesuai kurikulum, perkembangan murid dan profil pelajar Indonesia

 

Kategori Praktik Pembelajaran Profesional

Kompetensi:

1.      Mengembangkan lingkungan kelas yang memfasilitasi murid belajar secara aman dan nyaman

2.       Mendesain, memandu dan merefleksikan proses belajar mengajar yang efektif  3

3.       Melakukan asesmen, menyediakan umpan balik dan laporan belajar 4. Melibatkan orangtua murid dan komunitas dalam proses belajar 

 

Kategori Pengembangan Profesi Berkelanjutan 

Kompetensi:

1.      Menunjukkan kebiasaan refleksi untuk pengembangan diri secara mandiri (​self regulated learning ​ )

2.      Menunjukkan kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik

3.      Menunjukkan praktik dan kebiasaan bekerja yang berorientasi pada anak (​working with children ​ )

4.      Melakukan gotong royong pengembangan bersama dan bagi orang lain untuk menumbuhkan nilai-nilai Pancasila (​developing others ​ )

5.      Mengembangkan karier melalui partisipasi aktif dalam organisasi profesi guru (​professional development

 

 VISI GURU PENGGERAK

Visi adalah tujuan, harapan atau cita-cita yang ingin dicapai. Seorang guru penggerak harus bisa merumuskan dan membuat VISI yang berpihak pada murid untuk mewujudkan murid merdeka, lingkungan yang aman dan nyaman untuk muridnya di sekolah. Seorang guru penggerak harus bisa melibatkan semua warga sekolah dan pemangku kepentingan dalam menyusun visinya serta melaksanakannya secara bersama-sama. Kemudian melakukan evaluasi bersama juga.

        “Wujudkan Murid Pembelajar yang Berahlak, Berkarakter dan memiliki profil pelajar pancasila, berbudaya dalam Ekosistem Pembelajaran yang berpihak pada Murid “

Mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar pacasila melalui guru dan sekolah yang berpihak pada murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman  melayani kebutuhan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan dan mempunyai imajinasi yang menjadi  perubahan menggerakkan dirinya,lingkungan  serta menjadi peta kekuatan yang berpotensi menumbuhkan murid merdeka

Murid merdeka merupakan murid yang mendapatkan kesempatan belajar lebih luas ,bebas berinovasi,dan berkreasi serta belajar tanpa tekanan dan menyenangkan dengan tetap memelihara ketertiban dan kedamaian di tengah masyarakat.

Visi murid merdeka dengan sekolah yang aman dan nyaman sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya bakat dan minat siswa serta lingkungan yang ramah ,indah dan sehat mampu menumbuhkan karakter yang kuat bagi siawa

 

Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara hendaknya kita dalam membuat visi berpijak pada kekuatan dan hal-hal positif yang ada pada anak sesuai kodrat alam dan zamannya. Juga sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Salah satu hal mendasar dalam sebuah visi adalah perubahan.

Salah satu pendekatan untuk melakukan perubahan bisa kita capai menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai model manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider.

5 Tahapan Inkuri Apresiatif kita kenal dengan sebutan BAGJA, BAGJA adalah akronim dari Buat Pertanyaan Utama (Define), Ambil Pelajaran (Discover), Gali Mimpi (Dream), Jabarkan Rencana (Design), dan Atur Eksekusi (Deliver)

 

Inkuiri Apresiatif dengan tahapan bagja

                 Inkuiri Apresiatif  sejalan dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara bahwa anak anak hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri baik kodrat alam maupun kodrat zaman.Pendekatan paradigma Inkuiri Apresiatif sejatinya adalah menggali potensi setiap anak sesuai dengan kodratnya masing masing. Jadi paradigma ini bisa menjadi salah satu metode untuk mencapai visi yang sesuai dengan visi Ki Hajar Dewantara.Menggali nilai-nilai positif baik untuk menerapkan visi sekolah yang berbasis pada kekuatan, budaya positif yang telah ada disekolah kemudian dikembangkan menjadi visi sekolah yang menuju kepada murid merdeka, model pendekatan dalam konteks ini adalah Paradigma inkuiri apresiatif, Inkuiri apresiatif adalah sebagai pendekatan manajmen perubahan yang kolaboratif dan berbasis perubahan , sebagai salah satu model manajemen perubahan dan mencoba menerapkannya melalui tahapan dalam Inkuiri Apresiatif yang disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi.

        Gambaran sederhana dari tahapan-tahapan Inkuiri Apresiatif Bagja tersebut dijabarkan sebagai berikut: (1) Buat pertanyaan (define) pada tahap ini melihat dan mendefinisikan suatu masalah dengan mencari solusi yang telah ada, (2) Ambil pembelajaran (discover), melihat dan mengidentifikasi suatu proses yang sudah dan sedang berjalan dengan baik, memperkuat yang bekerja, focus pada hal-hal positif yang menjadikannya hidup dan yang terbaik,(3) Gali mimpi (dream) pada tahap ini melihat gambaran ke masa depan, dari proses tersebut dipilih mimpi/gambaran yang mungkin bekerja dengan baik di masa yang akan datang, karena keberhasilan masa lalu digunakan sebagai titik beranjak dalam menggambarkan suatu kondisi ideal yang dikehendaki terjadi di masa depan, (4) Jabarkan rencana (design) berarti merencanakan dan memprioritaskan proses-proses yang mungkin bekerja dengan baik untuk masa depan yang dirancang secara mengesankan,(5) Atur eksekusi (deliver) implementasi dari rancangan (design) yang diajukan tersebut, diimplementasikan kedalam tindakan nyata yang merujuk pada kompetensi dan pengalaman yang pernah dilakukan. Pandangan logis menunjukkan, jika sesuatu beranjak dari ‘eksisting’ pengalaman yang dimiliki, dapat membangkitkan rasa percaya diri komunitas tersebut. Maka impian menjadi sesuatu yang sangat mungkin terjadi (destiny).

Penerapkan Inkuiri Apersiatif/ BAGJA

Membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan merupakan hal perlu diperhatikan oleh kita sebagai seorang guru. Pembelajaran yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi siswa, seperti halnya meningkatkan minat, antusias dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketika siswa merasa nyaman dan senang dengan pembelajaran yang kita ciptakan maka kita akan dengan mudah menggali dan mengetahui  potensi yang ada dalam diri mereka. Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara yang saya lakukan adalah melakukan pembelajaran secara out door dengan harapan dapat meningkatkan antusias dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.


PRAKARSA

PERUBAHAN

Strategi Pengenalan Kekuatan dan Potensi Murid

 

“Pelaksanaan Pembelajaran Secara Out door untuk Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan di SDN12 Sarae Kota Bima”

TAHAPAN

Pertanyaan

Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

B-uat pertanyaan (Define)

1.     Seberapa besar minat siswa untuk mengikuti pembelajaran out door?

2.     Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran out door dengan kondusif dan tertib?

3.     Apakah pembelajaran out door dapat memberikan dampak positif sebagai langkah untuk meningkatkan semangat belajar siswa?

1.     Mengajukan penawaran kepada siswa dan melakukan observasi untuk mengetahui antusiasme siswa terhadap pembelajaran secara out door

2.     Membuat kesepakatan dengan siswa terkait tata tertib yang harus di laksanakan saat proses pembelajaran out door

3.     Membuat instrument penilaian sikap untuk mengukur tingkat kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran secara out door

4.     Melakukan observasi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang sudah di lakukan secara out door

A-mbil pelajaran (Discover)

1.     Siapakah orang yang pernah melakukan hal ini dan bagaimana tingkat keberhasilannya?

2.     Bagaimana proses pembelajaran out door ini dilakukan?

3.     Bagaimana cara melibatkan elemen yang ada di sekolah  untuk mendukung kegiatan ini?

1.     Melakukan pendekatan secara personal kepada rekan sejawat baik yang ada di dalam sekolah maupun rekan lain dari luar sekolah dan Mencari informasi baik dari karya ilmiah, artikel, video pembelajaran maupun blog terkait pembelajaran yang menyenangkan dan seperti apa tingkat keberhasilannya

2.     Guru bersama dengan siswa menyiapkan materi pembelajaran

3.     Proses pembelajaran secara out door ini dilakukan dengan melibatkan seluruh siswa. Proses pembelajaran dilakukan di luar kelas dengan cara mengumpulkan siswa di halaman sekolah/ ditempat yang rindang

4.     Melakukan kordinasi dengan siswa, wali kelas, guru lain dan kepala sekolah sebagai elemen yang terlibat dalam kegiatan ini. Kordinasi dengan siswa dilakukan sebelum kegiatan dilakukan, sedangkan kordinasi dengan wali kelas, guru dan kepala sekolah dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh elemen terkait dalam forum rapat

G-ali mimpi (Dream)

1.     Seperti apa dampak positif yang ditimbulkan dari proses pembelajaran secara out door yang sudah di lakukan?

2.     Seperti apa peran/ kekuatan saya untuk menerapkan pembelajaran out door ini?

3.     Seberapa besar dukungan dari sumber daya yang ada disekolah?

 

1.     Membuat target impian yang ingin dicapai dari pembelajaran secara out door

2.     Melakukan observasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran secara out door yang sudah dilakukan

3.     Membuat catatan evaluasi terhadap proses pembelajaran secara out door yang sudah di lakukan.

4.     Membuat daftar analisa terkait potensi siswa yang muncul setelah mengikuti pembelajaran secara

5.     Membuat catatan tentang perubahan sikap yang Nampak pada siswa setelah mengikuti pembelajaran secara outdoor

6.     Berbekal mandiri, kreatif, berpusat pada murid, memimpin pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan serta mampu berkolaborasi menjadi kekuatan saya dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan melalui kegiatan out door

7.     Melakukan observasi dan membuat pemetaan terkait ketersediaan sumber daya yang ada di sekolah untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara out door

J-abarkan rencana (Design)

1.     Rencana apa saja yang dapat dilakukan untuk menciptakan perubahan ini?

2.     Siapa dan apa saja yang terlibat dalam kegiatan ini?

1.     Membuat rancangan kegiatan yang sistematis dan terjadwal

2.     Menentukan strategi pelaksanaan

3.     Menentukan elemen yang terlibat seperti siswa, guru lain, wali kelas dan kepala sekolah

4.     Mensosialisasikan kepada seluruh siswa tentang jadwal dan tata tertib pelaksanaan pembelajaran secara out door

5.     Menyiapkan materi, bahan ajar, alat peraga dan bahan praktikum yang mendukung proses pembelajaran secara out door

6.     Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan rekan guru lain sebagai evaluator dalam pelaksanaan pembelajaran yang di lakukan secara out door

A-tur eksekusi (Deliver)

1.     Bagaimana proses pembelajaran secara out door ini dilaksanakan?

2.     Kapan pembelajaran secara out door ini dapat dilakukan?

3.     Bagaimana peran elemen yang terlibat dalam kegiatan ini?

4.     Bagaimana bentuk pertanggung jawaban dari hasil pembelajaran yang dilakukan secara out door ini?

Proses pelaksanaan pembelajaran secara out door adalah sebagai berikut :

1.     Melibatkan pihak terkait, seperti guru mata pelajaran, siswa, kepala sekolah dan rekan guru lain

2.     Dilaksanakan sesuai jadwal:

Pembelajaran secara out door dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran. Sistem pelaksanaan pembelajaran secara out door ini di lakukan secara bergantian antara pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas, dengan rincian sebagai berikut: dalam satu bulan dilaksanakan 2 kali pembelajaran di dalam kelas dan 2 kali pembelajaran di luar kelas

3.     Guru mengarahkan siswa berkumpul di halaman sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran secara outdoor

4.     Guru memantau dan mendampingi pelaksanaan proses pembelajaran secara out door

5.     Guru bersama dengan siswa membuat refleksi umpan balik terkait proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan

6.     Wali kelas, guru lain dan kepala sekolah melakukan pengamatan terkait pelaksanaan pembelajaran secara out door

7.     Membuat laporan hasil pelaksanaan secara tertulis, dilengkapi dengan foto/ dokumentasi kegiatan dan disampaikan dalam rapat

 



 

Sabtu, 18 September 2021

Jurnal Refleksi Minggu ke 5 CGP

 

Jejak Langkah Sang Penggerak

(Jurnal Refleksi Minggu ke 5 CGP)

 

 Oleh

Nurhayati, S.Pd

CGP Angkatan ke 3

Fasilitator : Henik Umi Koyum, S.Pd.M.Pd




Jurnal Mingguan ke 5 : Visi Guru Penggerak~

            Pada akhir minggu ini, para calon guru penggerak angkatan ketiga yang sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) sudah menyelesaikan kegiatan minggu ke 5 dan bersiap mengikuti kegiatan minggu keenam baik berupa tugas mandiri di Learning Manajement Sistem (LMS), tatap maya dengan instruktur pada webinar ataupun refleksi terbimbing berupa diskusi dalam kelompok ataupun antar kelompok bersama fasilitator, seluruh kegiatan itu dilaksanakan untuk mengupas tuntas dan memaknai Visi Guru Penggerak.

            Memaknai materi visi guru penggerak, ada beberapa hal yang saya garis bawahi. Diantaranya adalah, menjadi guru bukan tentang tanggung jawab administrasi saja, tetapi kita sedang membangun manusia, untuk sebuah peradaban agung masa depan. Satu lagi yakni menentukan visi dari sekarang adalah upaya memilih tongkat untuk menjadi panduan dalam bergerak ke arah perubahan besar. Oleh sebab itulah, berusaha memahami dengan baik konsep-konsep pada materi Visi Guru Penggerak adalah langkah pertama dalam menentukan visi guru penggerak.

 Setelah menuangkan Visi Guru Penggerak dalam sebuah gambar, saya merasa sedang berada di sebuah lingkungan belajar, yang mana peserta didiknya adalah insan bahagia dan merdeka. Mengikuti pembelajaran atas kehendak sendiri tanpa ada paksaan, memilih dan melaksanakan kegiatan lainnya dengan penuh kebahagiaan. Sehingga mereka mampu mengembangkan setiap potensi baik yang mereka miliki dengan jiwa merdeka, jiwa yang mengikuti fitrah yang diberikan oleh Tuhan.

Merasa tertantang untuk berinovasi, itulah kalimat yang mewakili perasaan saya ketika memaknai materi Visi Guru Penggerak. Sebagai Calon Guru Penggerak (CGP), mau tidak mau saya harus memaksa diri untuk membuat peta tindakan dalam mewujudkan visi tersebut.

            “Bahagia dan Merdeka Jiwa serta Pikirnya” adalah Visi Guru Penggerak yang sudah saya rangkai dalam rangka memaknai materi Visi Guru Penggerak kali ini. Guna untuk

Mewujudkan Murid Pembelajar yang Beriman dan Berkarakter dan memiliki profil pelajar pancasila, berbudaya dalam Ekosistem Pembelajaran yang berpihak pada Murid

 

Setelah mempelajari materi tentang nilai dan peran guru penggerak saya menyadari bahwa banyak keterkaitan dengan peran saya apalagi saya adalah salahsatu CGP yang harus memiliki semangat yang tinggi dari dalam diri agar kelak bisa mengembangkan diri saya maupun teman sejawat terkait dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak sehingga rekan-rekan teman sejawat ikut terlibat dalam menerapkan nilai-nilai guru penggerak dan ikut terlibat dalam berperan sebagai guru penggerak seperti halnya  yang telah saya lakukan dalam minggu ini yaitu mendorong  semangat siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar misanya   kemarin saya telah merubah suasana belajar anak – anak yang dari mereka menoton hanya dikelas sekarang saya membawa mereka di tamn sekolah , di perpustakaan  dan lainnya , yang dimana perubahan tempat ini dapat membangkitkan semangat mereka dalam belajar , dan yang membuat saya bersyukur teman atau rekan sejawat sayapun ikut menerapkan program  seperti yang saya terapkan , sehingga itu membangkitkan semangat saya lagi untuk terus berinovasi demi untuk memwujudkan merdeka belajar bagi murid – murid kita tercinta

 Dalam memaknai materi ini, beberapa pembelajaran yang bisa saya petik, beberapa diantaranya adalah:

  • Guru Penggerak harus memerdekakan dirinya sebelum menularkan ruh merdeka itu kepada peserta didiknya.
  • Memerdekakan diri merupakan gambaran dari rasa ikhlas yang timbul dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang pendidik.
  • Guru penggerak itu ikhlas dalam bergerak, meskipun kadang jalannya tak selalu mulus, tapi ia tak mudah patah.

            Visi Guru Penggerak yang sudah digambarkan itu, kedepannya membutuhkan perencanaan berupa misi yang baik untuk bisa melaksanakannya dengan baik dan menuai hasil yang baik juga. Beberapa hal yang perlu  saya perhatikan adalah:

  • Mengedepankan kolaborasi dengan pihak lain dalam perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi.
  • Melakukan refleksi sebagai acuan untuk terus bergerak.
  • Melakukan pemetaan fungsi dan gerak dari pihak terkait.
  • Bergerak bersama dan serentak.

            Hal penting dalam perencanaan penentuan misi untuk mewujudkan visi, adalah pemetaan kekuatan. Baik kekuatan dari diri Guru Penggerak itu sendiri, juga kekuatan yang dimiliki oleh peserta didik dan kekuatan lingkungan yang berupa fasilitas pembelajaran, sarana prasarana, kepala sekolah, guru, orang tua, pihak pemangku kebijkan serta alam bebas di lingkungan lembaga.

Untuk mencapai visi tersebut, perlu ada dukungan  seluruh kekuatan baik itu kekuatan peserta didik, kekuatan guru dan juga kekuatan lingkungan. Keempat kekuatan peserta didik yang diatas akan bisa berkembang karena dukungan dari kekuatan guru dan juga lingkungan. Lebih jelasnya begini:

  • Anak yang mandiri akan berkembang dengan stimulasi yang diberikan oleh guru yang memiliki wawasan luas terutama tentang stimulasi  tumbuh kembang anak usia dini.
  • Anak yang senang belajar Al-Qur’an akan berkembang kemampuannya dengan bimbingan guru yang mampu menjadi guru ngaji.
  • Anak yang kreatif akan semakin berkembang dengan stimulasi yang diberikan oleh guru yang kreatif juga.
  • Dukungan dari kepala sekolah, guru-guru dan lingkungan di sekitar sekolah juga besar pengaruhnya dalam tercapainya perubahan.

            Akhir kata, kekuatan peserta didik akan berkembang pesat jika selaras dengan kekuatan guru dan lingkungan, sehingga kolaborasi dari ketiga kekuatan itu akan melahirkan kekuatan baru yang akan menuntun tercapainya visi sekolah yang merupakan mimpi guru penggerak.

Insya Allah saya akan terus berusaha memperbaiki  diri saya dan terus berupaya lagi dalam  mecari pola-pola yang tepat agar tujuan dari  visi  Guru Penggerk ini bisa terwujudkan secara bersama-sama dengan semua pihak..

 






 

Selasa, 14 September 2021

Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Koneksi Antar Materi Modul 1.2.a.9 Nilai dan Peran Guru Penggerak

  • Nurhayati,S.Pd
  • CGP angkatan ke 3 
  • Fasilitator : Henik Umi Koyum, S.Pd.M.Pd
  • Pengajar Praktek : Gunawan, S.Pd

Pemahaman kita terhadap nilai dan peran guru penggerak



Pendidikan adalah usaha untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Guru Penggerak senantiasa mampu mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Segala perubahan yang terjadi di sekitar kita maupun pada diri kita yang muncul dari diri kita sendiri. Ketika kita hanya menunggu sesuatu untuk terjadi, seringkali hal tersebut tidak pernah terjadi. Karena itu seorang Guru Penggerak diharapkan mampu mendorong dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu, untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan untuk terjadi.

Peran dari dari seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi  serta nilai  - nilai yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

Nilai itu sendiri, menurut Rokeach (dalam Hari, Abdul H. 2015), merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan standar pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran nilai dalam diri seseorang dapat berfungsi sebagai standar bagi seseorang dalam mengambil posisi khusus dalam suatu masalah, sebagai bahan evaluasi dalam membuat keputusan, bahkan hingga berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari

Seorang Guru Penggerak diharapkan mempunyai 4 kompetensi yang di harapkan.Guru Penggerak tidak hanya berfokus sebagai pemimpin pembelajaran, akan tetapi juga menggerakkan diri serta lingkungan sekolah agar dapat mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid. Ketika kita bisa membawa perubahan pada lingkungan sekitar kita, tentunya hasilnya juga akan lebih baik untuk murid kita. 



Guru penggerak merupakan agen transformasi pendidikan menuju ke arah yang lebih baik dan berlandaskan pada filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Untuk dapat menuntun siswa mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru penggerak diantaranya yaitu menuntun siswa dalam pembelajaran bak filosofi seorang petani dalam menumbuhkan tanamannya dengan penuh kasih sayang, menghamba pada sang anak, memahami kodrat anak (kodrat alam dan kodrat zaman), memperbaiki laku siswa agar selaras antara budi dan pekertinya, menjadikan siswa sebagai manusia yang merdeka.

Selain melakukan hal- hal di atas seorang guru penggerak harus memiliki 4 kompetensi wajib yaitu

  1. Memimpin pembelajaran
  2. Mengembangkan diri dan orang lain
  3. Memimpin pengembangan sekolah
  4. Memimpin manajemen sekolah

Guru penggerak juga memiliki nilai-nilai yang harus selalu diterapkan dan agar dapat menjadi teladan bagi rekan guru dan juga komunitasnya. Nilai-nilai tersebut antara lain yaitu.

  1. Mandiri

Guru Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri.

  1. Reflektif

Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain. 

  1. Kolaboratif

Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah

  1. Inovatif

Inovatif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu

  1. Berpihak pada murid

Berpihak pada murid berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. 

 

Peran guru penggerak di dalam pembelajaran dan pengembangan sekolahnya yaitu sebagai berikut.

 

  1. Berkolaborasi dengan orangtua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan kepemimpinan murid.
  2. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.
  3. Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi dan berkolaborasi
  4. Memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual.
  5. Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan melibatkan orangtua.
  6. Mewujudkan profil pelajar Pancasila yang terdiri atas beriman, bertakwa kepada tuhan YME, dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan kebhinekaan global.

 

Pola pikir yang harus dimiliki seorang guru penggerak dalam melaksanakan tindakannya yaitu ada dua pola pikir yaitu pola pikir cepat dan pola pikir lambat.

  1. Pola Pikir Cepat (Thinking Fast) - Bagian batang otak & sistem limbik 'diprogram' untuk mengonversikan energi (auto-pilot atau otomatisasi) > kecenderungan alamiah. Jalur: Aksi > Reaksi.
  2. Pola Pikir Lambat (Thinking Slow) - Untuk berpikir strategis, kreatif, metakognitif > merupakan kekuatan yang juga sekaligus merupakan masalah > memakan banyak energi. Jalur: Aksi > Reaksi > Respon (pilihan-putusan sadar).

Melihat peranan nilai sangat penting dalam kehidupan tingkah laku sehari-hari, maka rasanya penting bagi seorang Guru Penggerak untuk bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak ini.

Keterkaitan antara nilai dan peran Guru Penggerak dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak". 

Dalam proses 'menuntun' anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. 

Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan

antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia.

Strategi yang bisa Saya lakukan untuk mencapai nilai tersebut  diantaranya

Strategi untuk mencapai nilai dan peran guru penggerak antara lain :

1. Melakukan pendekatan dengan teman sejawat melalui kolaborasi , komunikasi dan diskusi

2. Melakukan pendekatan kekeluargaan ( Among ) dalam kegiatan pembelajarannya berpusat pada anak , dengan menghadirkan pembelajaan yang menyenangkan dan bermakna bagi anak -anak

3. Memanfaatkan komuitas belajar untuk menghasilkan berbagai praktik

4. Memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran yang  kreatif, dan Iovatif

5. Mendokumentasikan refleksi pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yg ada



Siapa saja pihak yang dapat membantu kita dalam mencapai gambaran diri Anda di demonstrasi kontekstual tersebut  antara lain

  • Kepala sekolah

Kepala sekolah yang memiliki peran paling  tinggi untuk memfasilitasi , menggerakkan  komunitas yang ada di sekolah, karena dengan dukungannya dalam merespon setiap gagasan gagasan yang baik demi kemajuan sekolah, maka program guru penggerak akan terlaksana dengan baik pula.

  • Teman sejawat

membantu mewujudkan program – program yang telah direncanakan sangat diperlukan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal serta berkolaborasI dengan  berdiskusi di sekolah

  •  Wali murid mendukung program guru penggerak  untuk kemajuan pendidikan di sekolah
  • Stake holder ( Pemangku Pendidikan) mendukung kegiatan guru baik di lingkungan  sekolah maupun di luar sekolah demi mewujudkan merdeka belajar
  • Fasilitaor memfasilitasi dan membimbing, serta memberi semangat dan motivasi kepada guru penggerak  untuk kemajuan guru penggerak
  • Pengajar peraktek memberikan pendampingan dengan berkolaborasi untuk kesejahteraan  guru penggerak

 

Terimakasih Salam Guru Penggerak 



 

ASYIKNYA BERLITERASI DAN NUMERASI DENGAN GELIDA ( GERAKAN LITERASI DIGITAL ANGGREK 12 KOBI )

  ASYIKNYA BERLITERASI DAN NUMERASI DENGAN GELIDA  ( GERAKAN LITERASI DIGITAL ANGGREK 12 KOBI )  Pembelajaran merupakan kegiatan utama dari ...