Sintesis berbagai
materi
Penerapan
budaya positif tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi memerlukan proses dan
waktu. Budaya Positif dilakukan dengan menerapkan disiplin positif secara
terus-menerus dan konsisten, sehingga menjadi sebuah karakter atau nilai-nilai
yang tumbuh sebagai motivasi intrinsik.
Pada Modul 1.1 Mengenai Filosofi Pendidikan Ki Hajar
Dewantara
Kaitan Antara ateri budaya Positif dengan Modul
1.1
Menurut
filosofi Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah menuntun segala
kodrat yang dimiliki anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Dalam hal ini guru dituntut agar bisa menuntun anak sejatinya
dengan menuntun segala kodrat anak yang berhubungan dengan kodrat alam dan
kodrat zaman. Seperti kita ketahui bersama bahwa Pendidikan global sekarang
menuntut anak harus menguasai keterampilan sehingga membutuhkan kita sebagai
guru dalam menuntun dan mengarahkan siswa agar tetap menyaring pengaruh budaya
dari luar dengan tetap mengutamakan kearifan local dan nilai-nilai luhur budaya
Indonesia yang sesuai dengan profil pelanjar Pancasila. Guru menuntun anak
dalam menemukan bakat dan minat alami yang telah ada dalam diri siswa tanpa
harus ada paksaan, tekanan atau hukuman dengan menggunakan pembelajaran yang
menyenangkan dengan memberikan kesempatan belajar yang sebebas-bebasnya dan
senyaman-nyamannya kepada anak didik serta dalam memberikan contoh budaya yang
positif dengna mulai dari hal – hal yang sederhana seperti Membiasakan mereka
menjaga kebersihan baik itu kebersihan kelas maupun kebersihan di lingkungan
sekolah dengan cara mengajarakan mereka memungut sampah, seseorang tidak akan
pernah di rendahkan apabila dia memungut sampah, justru perbuatan itu merupakan
perbuatan yang sangat mulai yang harus kita contohkan kepada murid – murid kita
agar mereka bisa bisa mnerapkan kedisiplinan dalam belajar sehingga mereka akan
bisa belajar dengan tenang, santai dan
gembira sesuai dengan konsep merdeka belajar.
Sebuah kesuksesan tidak akan pernah sukses
kecuali adanya campur tangan serta bantuan dari orang lain atau orang yang ada
baik yang ada di dalam maupun di luar lingkungan sekolah Berikut peran dan
tanggung jawab berbagai struktur sekolah meliputi:
Pada Modul 1.2 Mengenai Peran dan Nilai Guru Penggerak.
Guru
Memiliki peran kunci dalam pengembangan disiplin positif dengan
menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik
Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif
Kepala sekolah
Memastikan para guru dan staf mendapatkan dukungan dalam
menerapkan disiplin positif di sekolah
Mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan
disiplin positif
Orang Tua
Menciptakan
suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif yangkonsisten Berpartisipasi dalam pertemuan
sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan
disiplin positif.
Penerapan budaya
positif tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi memerlukan proses dan waktu
yang lumayan lama. Budaya Positif dilakukan dengan menerapkan disiplin positif
secara terus-menerus dan konsisten, sehingga menjadi sebuah karakter atau nilai-nilai
yang tumbuh sebagai motivasi intrinsik. Seperti halnya Disekoah saya menerapkan
Budaya positif yang sederhana saja Seperti menerapakan budaya 5S ( Senyun ,
Sapa, Salam, Sopan dan Sholawat ) budaya positif ini dapat di ikuti oleh siswa
kita perlahan – demi perlahan sehingga
akhirnya mereka dapat menjadikan budaya positif itupun menjadi rutinitas mereka
sehari – hari di dalam melakukan proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun
di luar kelas
Menerapkan pendekatan disiplin positif dapat
membantu sekolah memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang
lebih adil dan manusiawi. Seperti penerapan budaya Positif 5S (Senyun , Sapa,
Salam, Sopan dan Sholawat). Murid cenderung menjadikan orang dewasa sebagai
model; jika murid melihat orang dewasa menggunakan kekerasan fisik atau
psikologis, mereka akan belajar bahwa kekerasan dapat diterima sehingga ada
kemungkinan mereka akan menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Begitu juga
jika kita menerapkan budaya 5S yang dimana Kita harus memulainya dari diri kita
sendiri sebagai guru karena memang kita akan menjadi Model yang akan di tiru
tingakah laku kita oleh murid – murid
kita di sekolah Seperti yang saya
contohkan Ketika saya tiba di depan pintu gerbang saya mencontohkan dengan
membawa senyum dan membawa salam, kemudian bersalaman dengna teman dan setelah itu saya menyapa teman atau rekan
sejawat seperti selamat Pagi , Bagaimana
kabarnya dan yang tak kalah pentingnya lagi adalah dimana setiap kali sebelum
memulai pelajaran saya mewajibkan anak – anak didik saya untuk bersholawat
kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, karena tidak bisa di pungkiri selain yang
pertama kita berdoa dan memohon kepda Allah yang kedua yaitu kita bersholawat
kepada Baginda Rasullulah Muhammad Saw
yang mana apa bila kita melakukan kedua hal tersebut insya Allah
semua urusan kita akan di permudahkan seperti urusan kita dalam
mengajarkan dan mendidik anak murid kita
begitu juga sebaliknya untuk anak – anak akan mempermudah mereka dalam menerima
pelajaran yang akan mereka pelajari dan
itulah yang saya contohkan kepada anak – anak saya sehingga mereka setelah
melihat prilaku dari gurunya akhirnya perlahan – demi perlahan merekapun bisa
mengikuti sedikit – demi sedikit. Sekolah memiliki peran penting dalam
membimbing, memperbaiki, dan mensosialisasikan kepada murid mengenai perilaku
yang sesuai. Agar perubahan berhasil, diperlukan pendekatan terkoordinasi yang
melibatkan semua peran di komunitas sekolah. Sekolah perlu bekerja dengan
orangtua untuk memastikan konsistensi antara rumah dan sekolah, serta membekali
mereka dengan informasi dan alat untuk mempraktikkan disiplin positif di
rumah.
Pada Modul 1.2
Mengenai Peran dan Nilai Guru Penggerak.
Dalam usaha mewujudkan
merdeka belajar yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
Anak – anak di harapkan
dapat memiliki nilai – nilai Profil pelajar Pancasila antara lain : memiliki nilai-nilai sebagai berikut yaitu:
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia.
Mandiri
Bernalarkritis
Kebinekaanglobal
BergotongRoyong
Kreatif
Sehingga untuk mencapai murid seperti pelajar
pancasila seorang guru harus memiliki nilai-nilai tertentu antara lain:
Mandiri
berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk
melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada
dirinya.
Reflektif
Seorang
Guru penggerak akan berupaya secara sadar untuk mengevaluasi diri menuju
perubahan yang lebih baik, memaknai pengalaman, mengambil pelajaran, menemukan
solusi atas kekurangan dan mengembangkan keberhasilan.
Kolaboratif
Guru
Penggerak memiliki nilai kolaboratif agar selalu dapat membangun kerja sama
dengan rekan guru, kepala sekolah, orang tua dan pihak-pihak terkait dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan.
Inovatif
Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan
gagasan-gagasan baru dan tepat guna, menemukan inspirasi pemecahan masalah
ataupun mengambil keputusan, hingga pada akhirnya melakukan solusi/aksi nyata
untuk mengatasi permasalahan
Berpihak
kepada murid Berpihak pada murid berarti seorang
Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan
murid sebagai acuan utama.
Dengan mengetahui
nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap guru penggerak tersebut, harapannya
guru dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dari dasar hati
yang paling dalam, guru merasa terpanggil untuk menerapkan nilai-nilai
tersebut. Sejalan dengan itu, guru penggerak juga memiliki peran penting
diantaranya yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakan komunitas
praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan
mewujudkan kepemimpinan murid.
Pada Modul
1.3 Mengenai Visi Guru Penggerak
Paradigma mengaplikasikan Inquiry Apresiatif melalui tahapan
BAGJA.
Pembelajaran yang menyenangkan,
saling menghargai, toleransi, bahagia dan nyaman, diskusi kelas, refleksi diri,
meotivasi instrinsik, menggali kekuatan, keterbukaan, apersepsi yg
menyenangkan, semangat, berfikir positif, berkolaborasi, mendengarkan pendapat
siswa, disiplin, tidak monoton, suasana kelas hidup, menggali potensi yang
maksimal.
Dalam menjalankan
perannya, seorang guru penggerak harus memiliki visi yang jelas, yang menjadi
tujuan, harapan, dan cita-cita yang ingin dicapainya. Dalam membuat visi terlebih
dahulu kita harus mengenali kekuatan-kekuatan yang telah dimiliki sekolah.
Kekuatan-kekuatan itu berupa karakter pembiasaan yang ada di sekolah, prestasi
dal hal-hal yang sudah dicapai, sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang
mendukung kegiatan serta motivasi yang sudah ada dalam diri dari kepala
sekolah, guru, siswa dan peran orangtua. Setelah mengenali segala kekuatan yang
ada, maka harapannya apa yang akan dicapai tertuang dalam visi yang jelas dan
sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan Tujuan Pendidikan Nasional.
Nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4)
berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif
Untuk dapat menggali kekuatan-kekuatan
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif
melalui tahapan Bagja yaitu : B-uat Pertanyaan, A-mbil Pelajaran, G-ali
mimpi, J-abarkan rencana, dan A-tur eksekusi.
Setelah melakukan Tahapan Bagja, maka kita yang ada dalam
lingkungan sekolah sebagai warga sekolah dapat diharapkan dapat menerapkan
budaya-budaya positif melalui pembinaan dan pembiasaan. Konsep budaya positif di sekolah adalah suatu
pembiasaan-pembiasaan baik yang dibuat, disepakati dan ditaati oleh semua warga
sekolah, yang dibuat berdasarkan nilai-nilai profil pelajar pancasila dimana
guru berperan sebagai teladan, guru sebagai penuntun dan guru sebagai motivator
sehingga guru dapat mendidik dengan baik sesuai dengan konsep Ki Hadjar Dewantara
: Pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. dan
kebiasaan itu terjadi secara terus-menerus.
Pada Modul
1.4 Budaya Positif
Seperti penerapan budaya Positif 5S (Senyun ,
Sapa, Salam, Sopan dan Sholawat). Murid cenderung menjadikan orang dewasa
sebagai model; jika murid melihat orang dewasa menggunakan kekerasan fisik atau
psikologis, mereka akan belajar bahwa kekerasan dapat diterima sehingga ada
kemungkinan mereka akan menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Begitu juga
jika kita menerapkan budaya 5S yang dimana Kita harus memulainya dari diri kita
sendiri sebagai guru karena memang kita akan menjadi Model yang akan di tiru
tingakah laku kita oleh murid – murid
kita di sekolah Seperti yang saya
contohkan Ketika saya tiba di depan pintu gerbang saya mencontohkan dengan
membawa senyum dan membawa salam, kemudian bersalaman dengna teman dan setelah itu saya menyapa teman atau rekan
sejawat seperti selamat Pagi , Bagaimana
kabarnya dan yang tak kalah pentingnya lagi adalah dimana setiap kali sebelum
memulai pelajaran saya mewajibkan anak – anak didik saya untuk bersholawat
kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, karena tidak bisa di pungkiri selain yang
pertama kita berdoa dan memohon kepda Allah yang kedua yaitu kita bersholawat
kepada Baginda Rasullulah Muhammad Saw
yang mana apa bila kita melakukan kedua hal tersebut insya Allah
semua urusan kita akan di permudahkan seperti urusan kita dalam
mengajarkan dan mendidik anak murid kita
begitu juga sebaliknya untuk anak – anak akan mempermudah mereka dalam menerima
pelajaran yang akan mereka pelajari dan
itulah yang saya contohkan kepada anak – anak saya sehingga mereka setelah
melihat prilaku dari gurunya akhirnya perlahan – demi perlahan merekapun bisa
mengikuti sedikit – demi sedikit.
Setiap sekolah tentunya sudah memiliki visi dan misi
masing-masing. Sebagai guru penggerak juga dituntut untuk memiliki visi dan
misi yang sejalan dengan visi dan misi sekolah. Budaya sekolah di tiap-tiap
sekolah merupakan implementasi dari visi dan misi sekolah. Guru penggerak
bersama dengan murid membuat kesepakatan kelas untuk menumbuhkan budaya
positif. Kesepakatan kelas yang berhasil menumbuhkan budaya positif di
kelasnya, kemudian juga menularkan kepada rekan sejawat, dilakukan secara
konsisten untuk jangka waktu yang tidak terbatas, sehingga muncul nilai-nilai
karakter sebagai penerapan budaya positif di sekolah. Keberhasilan penerapan
budaya positif di tingkat kelas dan pengimbasan ke rekan sejawat, secara lebih
luas, bisa ditumbuhkan menjadi visi sekolah.
Cara yang efektif untuk mengajak guru tersebut dalam menerapkan
Budaya Positif di kelas maupun di sekolah adalah...
Saya akan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di sekolah
(Kepala Sekolah), untuk berbagi informasi yang saya dapatkan selama mengikuti
Pendidikan Calon Guru Penggerak, terutama dalam penerapan Budaya Positif di
kelas. Media yang digunakan untuk berbagi informasi bisa dilakukan dengan
menggunakan waktu kultum guru yang dilakukan sebelum pembelajaran baik secara
online maupun offline. Selain itu bisa melakukan webinar, mengingat situasi
pandemi Covid 19. Diharapkan warga sekolah terutama guru mengatahui dan mulai
menerapkan budaya positif di kelas. Seperti menerapkan budaya 5S, serta
menanamkan nilai positif lainya seperti
Membiasakan untuk mejaga kebersihan kelas maupun lingkungan
sekolah seperti Mengajarkan kalian memungut sampah .
Rancangan Aksi Nyata
Membumikan Budaya 5 S ( Senyum ,sapa
salam, sopan dan sholawat ) di mana Budaya ini akan peka terhadap Kebersihan
Sekolah Disiplin Religius Mewujudkan Sekolah yang Ramah Asri dan Damai
LATAR BELAKANG
Yang mendasari saya membuat rancangan tindakan ini
Latar
belakang budaya positif adalah suatu kebiasaan baik yang tergambar dalam watak
dan karakter setiap individu yang sudah diperoleh seseorang sejak lahir dalam
filosofi Ki Hajar Dewantara budaya positif digambarkan sebagai Watak atau
karakter yang mencerminkan diri murid yang secara kodrat telah dimilikinya
sejak Ia lahir budaya positif ini selanjutnya diangkat sebagai suatu kebiasaan
baik yang berlaku dalam komunitas sekolah yang selanjutnya disepakati sebagai
budaya positif sekolah.
Ki Hajar Dewantara mengungkapkan betapa
pentingnya sekolah dimana sekolah sebagai
tempat tumbuh dan berseminya benih-benih baik, pribadi sekolah merupakan
media tumbuh kembangnya benih baik pribadi unik murid untuk menuju kehidupan
yang bahagia tanpa sekolah tidak akan terjadi pertumbuhan budi pekerti olah
rasa Karsa dan kemampuan mencipta karya menuju hidup yang bahagia pertanyaan
yang harus dilakukan dan diharapkan dari media semai yang kita sebut sekolah
ini semua proses akan terjadi baik apabila media semai atau sekolah kita diberi
iklim, situasi budaya dan kebiasaan baik agar memungkinkan tumbuh kembang
pribadi untuk menuju Kebahagiaan sejati.
pertama sekolah harus menjamin rasa aman bagi
anggota komunitas secara utuh selain aman sekolah juga menjamin situasi
menyenangkan terbebas dari belenggu ketakutan, ada keramahan, ada kekeluargaan,
kedua rasa nyaman Aman, damai, senang akan memungkinkan tumbuhnya sikap hidup
yang lainnya disiplin , mandiri, inovatif, kolaboratif dan sikap hidup
Pancasila bagi murid dan anggota komunitas lainnya. ketiga sikap tersebut akan
hidup dan diharapkan akan melahirkan suatu proses transformasi ilmu pengetahuan
untuk bekal hidup masa depan terutama untuk murid kita.
Rencana aksi ini
rencana aksi ini merupakan rencana aksi sekolah sebagai hasil kesepakatan semua
warga sekolah yang berkolaborasi dengan adanya calon guru penggerak yang berkolaborasi dengan
guru – guru lainnya ini memiliki
komunitas praktisi guru penggerak sekolah masing-masing dalam diskusi kedua tim
guru penggerak di sekolah SDN 12 Sarae Kota Bima ini bersepakat untuk
menumbuhkan budaya positif yang sudah ada di sekolah seperti 5S ( senyum salam-sapa sopan dan sholawat ) yang peka
akan terhadap kebersihan sekolah
disiplin dan religius yang akan menjadi program sekolah pelaksanaan budaya
positif sekolah mulai pada semester genap tahun 2021.
Dengan saya merancang aksi nyata ini akan
tercipta kondisi Sekolah yang aman nyaman dan damai dan bermakna bagi seluruh
warga sekolah diharapkan berdampak pada kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan, siswa aktif bahagia tanpa terbebani sehingga semua potensi dan
bakat siswa dapat ditumbuhkan.
Tujuan
Dampak
pada murid yang ingin dilihat dari rancangan tindakan ini
1.
untuk menumbuhkan dan membiasakan semua
warga sekolah untuk melaksanakan 5 S dalam kurung Senyum sapa salam sopan dan
shalawat ketika bertemu dengan teman guru atau rekan sejawat tamu atau siapa
saja baik di sekolah di rumah dan di masyarakat.
2.
Menumbuhkan
dan membiasakan semua warga sekolah untuk solidaritas terhadap sesama
3.
ketiga menumbuhkan dan dan menemukan
teman dan membiasakan semua warga sekolah untuk peduli terhadap kebersihan
lingkungan sekolah
4.
menumbuhkan
dan membiasakan semua warga sekolah untuk selalu disiplin waktu, literasi dan
penampilan selama berada di sekolah dan masyarakat.
5.
Menumbuhkan dan membiasakan semua warga
sekolah untuk selalu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia.
6.
dengan kita sama-sama membumikan sholawat
Insya Allah dengan kita membunyikan sholawat apa yang kita kerjakan dan apa
yang kita niatkan Insya Allah semuanya akan dipermudahkan oleh Allah subhanahu
wa ta'ala
TOLAK UKUR
Bukti yang dapat
dijadikan indicator bahwa tindakan ini berjalan dengan baik yaitu :
1.
Semua
warga sekolah terbiasa melaksanakan 5 S ( senyum salam-sapa sopan dan shalawat ) ketika bertemu dengan teman guru kamu atau
siapa saja baik di sekolah di rumah dan masyarakat
2.
Semua
warga sekolah terbiasa melaksanakan solidaritas terhadap sesama yang
membutuhkan
3.
Semua warga sekolah terbiasa untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolah
4.
keempat semua warga sekolah terbiasa
untuk selalu disiplin waktu literasi dan berpenampilan selama berada di sekolah
dan masyarakat
5.
Semua warga sekolah terbiasa untuk
selalu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
serta membumikan sholawat yang di mana sholawat itu adalah sangat penting bagi
kita yang insya Allah akan mempermudah Semua urusan kita baik dalam kita mengajar
maupun mendidik anak-anak kita
- Peserta didik terbiasa memberi salam ketika
berkomunikasi dengan teman, guru dan pegawai termasuk kepada tamu yang
datang.
Linimasa tindakan yang akandilakukan
Deskripsi
aksi nyata sebagai tindak lanjut dari rencana aksi budaya positif sekolah maka
pada tanggal 02 Oktober 2021 semua komponen sekolah terdiri dari guru guru dan
karyawan yang tergabung dalam tiga tergabung dalam dua kelompok praktisi yang
sudah dibentuk melaksanakan diskusi di kelompoknya masing-masing untuk
mengidentifikasi hal-hal positif yang sudah ada di sekolah hasil kesepakatan
tersebut kemudian diperkuat menjadi satu budaya positif sekolah yang
dilaksanakan secara berkelanjutan dan konsisten Adapun hasil kesepakatan yang
menjadi budaya positif sekolah dengan tema umum sekolahku rumahku Guruku
orang tuaku siswaku anakku yang
dijabarkan dalam tema khusus membumikan budaya budaya 5S itu senyum salam sapa
sopan dan sholawat Di mana mereka ini akan peka terhadap kebersihan sekolah
disiplin dan religius untuk mewujudkan Sekolah yang aman asri dan damai
yang kemudian diuraikan dalam indikator indikator pencapaian sebagai berikut
1.
HASIL AKSI NYATA
Hasil
aksi nyata aksi nyata yang berhasil diamati relatif singkat kurang lebih 2
minggu menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan namun ada beberapa
catatan yang berhasil diamati adalah tanggapan dari warga sekolah khususnya
guru sangat antusias dan ingin melaksanakan perubahan dengan memperkuat budaya
positif yang sudah disepakati dan siap melaksanakan.
Adanya
komunikasi antara beberapa guru berupa saling mengingatkan jika ada guru yang
lupa melaksanakan kesepakatan tersebut beberapa wali kelas dan guru mata
pelajaran sebelum memulai kegiatan selalu mengingatkan kepada siswa tentang
budaya positif yang sudah disepakati antusias juga terlihat pada beberapa siswa
dengan melihat perubahan pendekatan beberapa guru kepada mereka inilah beberapa
hal yang berhasil diamati dalam kurun waktu dua minggu.
Pembelajaran yang didapat
keberhasilan yang berhasil diamati selama seminggu
antusias guru untuk terlibat aktif dalam komunitas praktisi guru penggerak
sangat nampak Hal ini terlihat pada saat diskusi kelompok beberapa wali kelas
dan guru mata pelajaran mulai melaksanakan kesepakatan tersebut adanya
perubahan pendekatan guru kepada siswa siswa mulai lebih disiplin atas
kesadaran sendiri. Dimana terdapat usaha dan campur tanagn dari segala pihak
antara lain
Guru
Memiliki peran kunci dalam pengembangan disiplin positif dengan
menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik
Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif
Kepala sekolah
Memastikan para guru dan staf mendapatkan dukungan dalam
menerapkan disiplin positif di sekolah
Mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan
disiplin positif
Orang Tua
Menciptakan
suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif yangkonsisten Berpartisipasi dalam pertemuan
sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan
disiplin positif.
KEGAGALAN YANG BERHASIL DIAMATI
SELAMA DUA MINGGU
Kegagalan
yang berhasil diamati selama dua minggu sebagian besar wali kelas dan guru mata
pelajaran belum melaksanakan kesepakatan secara konsisten karena masih selalu
berpikiran menyita waktu pelajarannya sebagian besar siswa belum melaksanakan
kesepakatan atas kesadaran sendiri.
RENCANA PERBAIKAN
Rencana perbaikan
karena pelaksanaan budaya positif sekolah baru berjalan dua minggu sehingga
belum nampak kekuatan dan kelemahan yang muncul serta signifikan rencana
perbaikan yang akan dilakukan adalah dengan terus memberikan penguatan dan
mengevaluasi kegiatan secara berkala berkelanjutan dan konsisten baik itu
dikerjakan oleh guru rekan sejawat kepala sekolah semua warga sekolah termasuk
siswa sebagai tujuan utama kita
Hasil kesepakatan budaya positif
sekolah tanggal 02 Oktober 2021 tema
sekolahku rumahku Guruku orang tuaku siswaku anakku judul budaya positif
membumikan budaya 5S peka terhadap kebersihan sekolah disiplin dan religius
untuk mewujudkan sekolah yang ramah asri dan damai
1.
5 S Senyum sapa salam sopan dan sholawat
v Saling
memberi 5S antara warga sekolah guru dan Guru guru dengan siswa siswa dengan
siswa
v Saling memberi 5S antara warga sekolah dan
masyarakat
v Saling
berbagi nomor
2.
Peka terhadap kebersihan lingkungan
v Tiap
warga sekolah memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kelestarian
sekolah
v Semua warga membuang sampah pada tempatnya
sesuai sesuai dengan Jenis sampah
v Semua warga sekolah memiliki kesadaran untuk
memungut sampah yang ditemukan dan meletakkan pada tempat sampah
v Setiap
warga sekolah wajib membawa botol minum sehingga mengurangi sampah
3.
Disiplin
v Semua
warga sekolah tepat waktu hadir di sekolah
v Semua
warga sekolah tepat waktu memulai dan mengakhiri KBM dengan membumikan sholawat
takbir
v Disiplin
menerapkan literasi
v Disiplin
dalam berpenampilan
4.
religius
v Berdoa
bersama mengawali dan mengakhiri KBM melalui Central
v Menumbuhkembangkan
nilai-nilai nilai-nilai keagamaan dengan sama-sama membaca shalawat sebelum
memulai sebelum memulai proses pembelajaran dengan wajib membaca 10 kali
sholawat Sebelum kita mulai belajar
v Semua
warga sekolah menjelaskan Setiap kegiatan keagamaan yang dilakukan sesuai dengan
agamanya masing-masing
5.
Proses KBM
v pertama
menuntun siswa sesuai dengan bakat dan minatnya latar
v kedua
pembelajaran yang ramah dan berpihak pada anak
v ketiga anak aktif dalam pembelajaran
6.
Membentuk
tim pemantau yang terdiri dari 3 orang guru untuk mengamati sejauh mana tempat
kebersihan pelaksanaan nilai positif sekolah.
Yang
akan melahirkan generasi penerus masa depan bangsa yang berprofil pelajar
Pancasila dalam kurung beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia berkebhinekaan Global, gotong-royong kreatif Nalar kritis dan
mandiri Bagaimana budaya positif bisa menjadi suatu budaya bagi semua warga
sekolah
v Mulai
dari diri sendiri
v Dilaksanakan
dengan penuh komitmen berkelanjutan dan tanggung jawab
v memperkuat hal-hal yang sudah ada sehingga
keberadaan hal-hal yang negatif menjadi tidak relevan
v melakukan
refleksi secara berkala untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang kita miliki
sehingga kita bisa merubahnya secara sedikit demi sedikit secara berkelanjutan
5S
Senyum sapa salam sopan dan sholawat saling memberi 5S antara warga sekolah
guru dan Guru guru dengan siswa siswa dengan siswa yang
2.
saling memberi 5S antara warga sekolah
dan masyarakat yang
3.
saling berbagi yang kedua peka terhadap
kebersihan lingkungan sekolah antara lain Setiap warga sekolah memiliki
kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sekolah semua warga semua
warga membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan Jenis sampah semua warga
sekolah memiliki kesadaran untuk memungut sampah yang ditemukan dan meletakkan
pada tempat sampah Setiap warga sekolah wajib membawa botol minum sehingga
mengurangi sampah yang
4.
ketiga disiplin
ü semua warga sekolah tepat waktu hadir di
sekolah
ü semua
warga sekolah tepat waktu memulai dan mengakhiri KBM
ü disiplin menerapkan literasi datar
ü disiplin
dalam berpenampilan
ü Religius berdoa bersama mengawali dan
mengakhiri KBM serta membumikan sholawat
setiap sebelum memulai pelajaran mewajibkan untuk siswa bersholawat sebanyak 10
kali
5.
Proses KBM
ü Menuntun
anak sesuai dengan bakat dan minatnya
ü Pembelajaran
yang lama dan berpihak pada anak
ü Anak
aktif dalam pembelajaran paragraf selanjutnya yang yang pada akhirnya bertujuan
melahirkan generasi penerus masa depan bangsa yang berprofil pelajar Pancasila
yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
berkebhinekaan Global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis, Mandiri
kesepakatan budaya positif tersebut disosialisasikan kepada semua siswa pada
tanggal 02 Oktober tahun 2021 bertepatan dengan awal pembelajaran semester
genap agar pelaksanaan budaya perjalanan berkelanjutan dan konsisten maka
disepakati untuk membentuk tim pemantau yang terdiri dari 2 orang guru yang
mengawasi untuk mengamati sejauh mana
tingkat keberhasilan pelaksanaan budaya positif serta mengevaluasi secara
bersama-sama setiap minggu yaitu pada hari Sabtu
G.
DOKUMENTASI KEGIATAN