Senin, 18 Oktober 2021

1.4.a.9. Koneksi Antar Materi - Pentingnya Budaya Positif

 

Sintesis berbagai materi

Penerapan budaya positif tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi memerlukan proses dan waktu. Budaya Positif dilakukan dengan menerapkan disiplin positif secara terus-menerus dan konsisten, sehingga menjadi sebuah karakter atau nilai-nilai yang tumbuh sebagai motivasi intrinsik.

 

Pada Modul 1.1 Mengenai Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Kaitan Antara ateri budaya Positif dengan Modul 1.1

Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang dimiliki anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini guru dituntut agar bisa menuntun anak sejatinya dengan menuntun segala kodrat anak yang berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Seperti kita ketahui bersama bahwa Pendidikan global sekarang menuntut anak harus menguasai keterampilan sehingga membutuhkan kita sebagai guru dalam menuntun dan mengarahkan siswa agar tetap menyaring pengaruh budaya dari luar dengan tetap mengutamakan kearifan local dan nilai-nilai luhur budaya Indonesia yang sesuai dengan profil pelanjar Pancasila. Guru menuntun anak dalam menemukan bakat dan minat alami yang telah ada dalam diri siswa tanpa harus ada paksaan, tekanan atau hukuman dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan kesempatan belajar yang sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik serta dalam memberikan contoh budaya yang positif dengna mulai dari hal – hal yang sederhana seperti Membiasakan mereka menjaga kebersihan baik itu kebersihan kelas maupun kebersihan di lingkungan sekolah dengan cara mengajarakan mereka memungut sampah, seseorang tidak akan pernah di rendahkan apabila dia memungut sampah, justru perbuatan itu merupakan perbuatan yang sangat mulai yang harus kita contohkan kepada murid – murid kita agar mereka bisa bisa mnerapkan kedisiplinan dalam belajar sehingga mereka akan bisa  belajar dengan tenang, santai dan gembira sesuai dengan konsep merdeka belajar.

Sebuah kesuksesan tidak akan pernah sukses kecuali adanya campur tangan serta bantuan dari orang lain atau orang yang ada baik yang ada di dalam maupun di luar lingkungan sekolah Berikut peran dan tanggung jawab berbagai struktur sekolah meliputi:

 

Pada Modul 1.2 Mengenai Peran dan Nilai Guru Penggerak.

 

Guru

Memiliki peran kunci dalam pengembangan disiplin positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik
Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif

Kepala sekolah

Memastikan para guru dan staf mendapatkan dukungan dalam menerapkan disiplin positif di sekolah

Mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan disiplin positif

Orang Tua

Menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif  yangkonsisten Berpartisipasi dalam pertemuan sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan disiplin positif.

 

Penerapan budaya positif tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi memerlukan proses dan waktu yang lumayan lama. Budaya Positif dilakukan dengan menerapkan disiplin positif secara terus-menerus dan konsisten, sehingga menjadi sebuah karakter atau nilai-nilai yang tumbuh sebagai motivasi intrinsik. Seperti halnya Disekoah saya menerapkan Budaya positif yang sederhana saja Seperti menerapakan budaya 5S ( Senyun , Sapa, Salam, Sopan dan Sholawat ) budaya positif ini dapat di ikuti oleh siswa kita perlahan – demi  perlahan sehingga akhirnya mereka dapat menjadikan budaya positif itupun menjadi rutinitas mereka sehari – hari di dalam melakukan proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas

Menerapkan pendekatan disiplin positif dapat membantu sekolah memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi. Seperti penerapan budaya Positif 5S (Senyun , Sapa, Salam, Sopan dan Sholawat). Murid cenderung menjadikan orang dewasa sebagai model; jika murid melihat orang dewasa menggunakan kekerasan fisik atau psikologis, mereka akan belajar bahwa kekerasan dapat diterima sehingga ada kemungkinan mereka akan menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Begitu juga jika kita menerapkan budaya 5S yang dimana Kita harus memulainya dari diri kita sendiri sebagai guru karena memang kita akan menjadi Model yang akan di tiru tingakah laku kita  oleh murid – murid kita di sekolah Seperti  yang saya contohkan Ketika saya tiba di depan pintu gerbang saya mencontohkan dengan membawa senyum dan membawa salam, kemudian bersalaman dengna teman dan  setelah itu saya menyapa teman atau rekan sejawat  seperti selamat Pagi , Bagaimana kabarnya dan yang tak kalah pentingnya lagi adalah dimana setiap kali sebelum memulai pelajaran saya mewajibkan anak – anak didik saya untuk bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, karena tidak bisa di pungkiri selain yang pertama kita berdoa dan memohon kepda Allah yang kedua yaitu kita bersholawat kepada Baginda Rasullulah Muhammad  Saw yang mana apa bila kita melakukan kedua hal tersebut  insya Allah  semua urusan kita akan di permudahkan seperti urusan kita dalam mengajarkan  dan mendidik anak murid kita begitu juga sebaliknya untuk anak – anak akan mempermudah mereka dalam menerima pelajaran yang akan mereka pelajari   dan itulah yang saya contohkan kepada anak – anak saya sehingga mereka setelah melihat prilaku dari gurunya akhirnya perlahan – demi perlahan merekapun bisa mengikuti sedikit – demi sedikit. Sekolah memiliki peran penting dalam membimbing, memperbaiki, dan mensosialisasikan kepada murid mengenai perilaku yang sesuai. Agar perubahan berhasil, diperlukan pendekatan terkoordinasi yang melibatkan semua peran di komunitas sekolah. Sekolah perlu bekerja dengan orangtua untuk memastikan konsistensi antara rumah dan sekolah, serta membekali mereka dengan informasi dan alat untuk mempraktikkan disiplin positif di rumah. 

Pada Modul 1.2 Mengenai Peran dan Nilai Guru Penggerak.

Dalam usaha mewujudkan merdeka belajar yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila

Anak – anak di harapkan dapat memiliki nilai – nilai Profil pelajar Pancasila antara lain :  memiliki nilai-nilai sebagai berikut yaitu:
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Mandiri
Bernalarkritis
Kebinekaanglobal
BergotongRoyong
Kreatif

 Sehingga untuk mencapai murid seperti pelajar pancasila seorang guru harus memiliki nilai-nilai tertentu antara lain:

Mandiri berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya.

Reflektif Seorang Guru penggerak akan berupaya  secara sadar untuk mengevaluasi diri menuju perubahan yang lebih baik, memaknai pengalaman, mengambil pelajaran, menemukan solusi atas kekurangan dan mengembangkan keberhasilan.

Kolaboratif Guru Penggerak memiliki nilai kolaboratif agar selalu dapat membangun kerja sama dengan rekan guru, kepala sekolah, orang tua dan pihak-pihak terkait dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan.

Inovatif  Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna, menemukan inspirasi pemecahan masalah ataupun mengambil keputusan, hingga pada akhirnya melakukan solusi/aksi nyata untuk mengatasi permasalahan

Berpihak kepada murid Berpihak pada murid berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama.

Dengan mengetahui nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap guru penggerak tersebut, harapannya guru dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dari dasar hati yang paling dalam, guru merasa terpanggil untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Sejalan dengan itu, guru  penggerak juga memiliki peran penting diantaranya yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Pada Modul 1.3 Mengenai Visi Guru Penggerak

Paradigma mengaplikasikan Inquiry Apresiatif melalui tahapan BAGJA.

Pembelajaran yang menyenangkan, saling menghargai, toleransi, bahagia dan nyaman, diskusi kelas, refleksi diri, meotivasi instrinsik, menggali kekuatan, keterbukaan, apersepsi yg menyenangkan, semangat, berfikir positif, berkolaborasi, mendengarkan pendapat siswa, disiplin, tidak monoton, suasana kelas hidup, menggali potensi yang maksimal.

 

             


 

Dalam menjalankan perannya, seorang guru penggerak harus memiliki visi yang jelas, yang menjadi tujuan, harapan, dan cita-cita yang ingin dicapainya. Dalam membuat visi terlebih dahulu kita harus mengenali kekuatan-kekuatan yang telah dimiliki sekolah. Kekuatan-kekuatan itu berupa karakter pembiasaan yang ada di sekolah, prestasi dal hal-hal yang sudah dicapai, sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang mendukung kegiatan serta motivasi yang sudah ada dalam diri dari kepala sekolah, guru, siswa dan peran orangtua. Setelah mengenali segala kekuatan yang ada, maka harapannya apa yang akan dicapai tertuang dalam visi yang jelas dan sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan Tujuan Pendidikan Nasional. Nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif

Untuk dapat menggali kekuatan-kekuatan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif melalui tahapan Bagja yaitu :  B-uat Pertanyaan, A-mbil Pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana, dan A-tur eksekusi.

          Setelah melakukan Tahapan Bagja, maka kita yang ada dalam lingkungan sekolah sebagai warga sekolah dapat diharapkan dapat menerapkan budaya-budaya positif melalui pembinaan dan pembiasaan.  Konsep budaya positif di sekolah adalah suatu pembiasaan-pembiasaan baik yang dibuat, disepakati dan ditaati oleh semua warga sekolah, yang dibuat berdasarkan nilai-nilai profil pelajar pancasila dimana guru berperan sebagai teladan, guru sebagai penuntun dan guru sebagai motivator sehingga guru dapat mendidik dengan baik sesuai dengan konsep Ki Hadjar Dewantara : Pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. dan kebiasaan itu terjadi secara terus-menerus.

Pada Modul 1.4 Budaya Positif

Seperti penerapan budaya Positif 5S (Senyun , Sapa, Salam, Sopan dan Sholawat). Murid cenderung menjadikan orang dewasa sebagai model; jika murid melihat orang dewasa menggunakan kekerasan fisik atau psikologis, mereka akan belajar bahwa kekerasan dapat diterima sehingga ada kemungkinan mereka akan menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Begitu juga jika kita menerapkan budaya 5S yang dimana Kita harus memulainya dari diri kita sendiri sebagai guru karena memang kita akan menjadi Model yang akan di tiru tingakah laku kita  oleh murid – murid kita di sekolah Seperti  yang saya contohkan Ketika saya tiba di depan pintu gerbang saya mencontohkan dengan membawa senyum dan membawa salam, kemudian bersalaman dengna teman dan  setelah itu saya menyapa teman atau rekan sejawat  seperti selamat Pagi , Bagaimana kabarnya dan yang tak kalah pentingnya lagi adalah dimana setiap kali sebelum memulai pelajaran saya mewajibkan anak – anak didik saya untuk bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, karena tidak bisa di pungkiri selain yang pertama kita berdoa dan memohon kepda Allah yang kedua yaitu kita bersholawat kepada Baginda Rasullulah Muhammad  Saw yang mana apa bila kita melakukan kedua hal tersebut  insya Allah  semua urusan kita akan di permudahkan seperti urusan kita dalam mengajarkan  dan mendidik anak murid kita begitu juga sebaliknya untuk anak – anak akan mempermudah mereka dalam menerima pelajaran yang akan mereka pelajari   dan itulah yang saya contohkan kepada anak – anak saya sehingga mereka setelah melihat prilaku dari gurunya akhirnya perlahan – demi perlahan merekapun bisa mengikuti sedikit – demi sedikit.

Setiap sekolah tentunya sudah memiliki visi dan misi masing-masing. Sebagai guru penggerak juga dituntut untuk memiliki visi dan misi yang sejalan dengan visi dan misi sekolah. Budaya sekolah di tiap-tiap sekolah merupakan implementasi dari visi dan misi sekolah. Guru penggerak bersama dengan murid membuat kesepakatan kelas untuk menumbuhkan budaya positif. Kesepakatan kelas yang berhasil menumbuhkan budaya positif di kelasnya, kemudian juga menularkan kepada rekan sejawat, dilakukan secara konsisten untuk jangka waktu yang tidak terbatas, sehingga muncul nilai-nilai karakter sebagai penerapan budaya positif di sekolah. Keberhasilan penerapan budaya positif di tingkat kelas dan pengimbasan ke rekan sejawat, secara lebih luas, bisa ditumbuhkan menjadi visi sekolah.

Cara yang efektif untuk mengajak guru tersebut dalam menerapkan Budaya Positif di kelas maupun di sekolah adalah...

Saya akan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di sekolah (Kepala Sekolah), untuk berbagi informasi yang saya dapatkan selama mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak, terutama dalam penerapan Budaya Positif di kelas. Media yang digunakan untuk berbagi informasi bisa dilakukan dengan menggunakan waktu kultum guru yang dilakukan sebelum pembelajaran baik secara online maupun offline. Selain itu bisa melakukan webinar, mengingat situasi pandemi Covid 19. Diharapkan warga sekolah terutama guru mengatahui dan mulai menerapkan budaya positif di kelas. Seperti menerapkan budaya 5S, serta menanamkan nilai positif  lainya seperti

Membiasakan untuk mejaga kebersihan kelas maupun lingkungan sekolah seperti Mengajarkan kalian memungut sampah .

 

       


           

Rancangan Aksi Nyata 

Membumikan Budaya 5 S ( Senyum ,sapa salam, sopan dan sholawat ) di mana Budaya ini akan peka terhadap Kebersihan Sekolah Disiplin Religius Mewujudkan Sekolah yang Ramah Asri dan Damai


LATAR BELAKANG

Yang mendasari  saya membuat rancangan tindakan ini

 

Latar belakang budaya positif adalah suatu kebiasaan baik yang tergambar dalam watak dan karakter setiap individu yang sudah diperoleh seseorang sejak lahir dalam filosofi Ki Hajar Dewantara budaya positif digambarkan sebagai Watak atau karakter yang mencerminkan diri murid yang secara kodrat telah dimilikinya sejak Ia lahir budaya positif ini selanjutnya diangkat sebagai suatu kebiasaan baik yang berlaku dalam komunitas sekolah yang selanjutnya disepakati sebagai budaya positif sekolah.

 Ki Hajar Dewantara mengungkapkan betapa pentingnya sekolah dimana sekolah sebagai  tempat tumbuh dan berseminya benih-benih baik, pribadi sekolah merupakan media tumbuh kembangnya benih baik pribadi unik murid untuk menuju kehidupan yang bahagia tanpa sekolah tidak akan terjadi pertumbuhan budi pekerti olah rasa Karsa dan kemampuan mencipta karya menuju hidup yang bahagia pertanyaan yang harus dilakukan dan diharapkan dari media semai yang kita sebut sekolah ini semua proses akan terjadi baik apabila media semai atau sekolah kita diberi iklim, situasi budaya dan kebiasaan baik agar memungkinkan tumbuh kembang pribadi untuk menuju Kebahagiaan sejati.

 pertama sekolah harus menjamin rasa aman bagi anggota komunitas secara utuh selain aman sekolah juga menjamin situasi menyenangkan terbebas dari belenggu ketakutan, ada keramahan, ada kekeluargaan, kedua rasa nyaman Aman, damai, senang akan memungkinkan tumbuhnya sikap hidup yang lainnya disiplin , mandiri, inovatif, kolaboratif dan sikap hidup Pancasila bagi murid dan anggota komunitas lainnya. ketiga sikap tersebut akan hidup dan diharapkan akan melahirkan suatu proses transformasi ilmu pengetahuan untuk bekal hidup masa depan terutama untuk murid kita.

 Betapa pentingnya rasa aman menyenangkan terbebas dari belenggu ketakutan keramahan kekeluargaan sebagai potensi yang harus dimiliki sekolah karena sifatnya yang harus yang harus dan sangat penting ini harus terus diupayakan untuk melahirkan kondisi yang
fleksibel dari zaman ke zaman dan generasi ke generasi salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penumbuhan budaya positif di sekolah Salah satu bentuk asli nyata yang akan dilaksanakan di SDN 12 Sarae Kota Bima secara bersama adalah membumikan budaya 5 S yaitu  ( Senyum ,sapa salam, sopan dan sholawat di mana budaya ini akan peka terhadap kebersihan sekolah disiplin religius mewujudkan sekolah yang ramah asri dan damai 

Rencana aksi ini rencana aksi ini merupakan rencana aksi sekolah sebagai hasil kesepakatan semua warga sekolah yang berkolaborasi dengan adanya  calon guru penggerak yang berkolaborasi dengan  guru – guru lainnya ini memiliki komunitas praktisi guru penggerak sekolah masing-masing dalam diskusi kedua tim guru penggerak di sekolah SDN 12 Sarae Kota Bima ini bersepakat untuk menumbuhkan budaya positif yang sudah ada di sekolah seperti 5S  ( senyum salam-sapa sopan dan sholawat ) yang peka akan  terhadap kebersihan sekolah disiplin dan religius yang akan menjadi program sekolah pelaksanaan budaya positif sekolah mulai pada semester genap tahun 2021.

 Dengan saya merancang aksi nyata ini akan tercipta kondisi Sekolah yang aman nyaman dan damai dan bermakna bagi seluruh warga sekolah diharapkan berdampak pada kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, siswa aktif bahagia tanpa terbebani sehingga semua potensi dan bakat siswa dapat ditumbuhkan.

Tujuan

Dampak pada murid yang ingin dilihat dari rancangan     tindakan ini

1.     untuk menumbuhkan dan membiasakan semua warga sekolah untuk melaksanakan 5 S dalam kurung Senyum sapa salam sopan dan shalawat ketika bertemu dengan teman guru atau rekan sejawat tamu atau siapa saja baik di sekolah di rumah dan di masyarakat.

2.      Menumbuhkan dan membiasakan semua warga sekolah untuk solidaritas terhadap sesama

3.     ketiga menumbuhkan dan dan menemukan teman dan membiasakan semua warga sekolah untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah

4.      menumbuhkan dan membiasakan semua warga sekolah untuk selalu disiplin waktu, literasi dan penampilan selama berada di sekolah dan masyarakat.

5.     Menumbuhkan dan membiasakan semua warga sekolah untuk selalu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

6.      dengan kita sama-sama membumikan sholawat Insya Allah dengan kita membunyikan sholawat apa yang kita kerjakan dan apa yang kita niatkan Insya Allah semuanya akan dipermudahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala

 TOLAK UKUR

Bukti yang dapat dijadikan indicator bahwa tindakan ini berjalan dengan baik yaitu :

 

1.      Semua warga sekolah terbiasa melaksanakan 5 S ( senyum salam-sapa sopan dan shalawat  ) ketika bertemu dengan teman guru kamu atau siapa saja baik di sekolah di rumah dan masyarakat

2.      Semua warga sekolah terbiasa melaksanakan solidaritas terhadap sesama yang membutuhkan

3.     Semua warga sekolah terbiasa untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah

4.     keempat semua warga sekolah terbiasa untuk selalu disiplin waktu literasi dan berpenampilan selama berada di sekolah dan masyarakat

5.     Semua warga sekolah terbiasa untuk selalu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta membumikan sholawat yang di mana sholawat itu adalah sangat penting bagi kita yang insya Allah akan mempermudah Semua urusan kita baik dalam kita mengajar maupun mendidik anak-anak kita

  1. Peserta didik terbiasa memberi salam ketika berkomunikasi dengan teman, guru dan pegawai termasuk kepada tamu yang datang.

 Linimasa tindakan yang akandilakukan

Deskripsi aksi nyata sebagai tindak lanjut dari rencana aksi budaya positif sekolah maka pada tanggal 02 Oktober 2021 semua komponen sekolah terdiri dari guru guru dan karyawan yang tergabung dalam tiga tergabung dalam dua kelompok praktisi yang sudah dibentuk melaksanakan diskusi di kelompoknya masing-masing untuk mengidentifikasi hal-hal positif yang sudah ada di sekolah hasil kesepakatan tersebut kemudian diperkuat menjadi satu budaya positif sekolah yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan konsisten Adapun hasil kesepakatan yang menjadi budaya positif sekolah dengan tema umum sekolahku rumahku Guruku


orang tuaku siswaku anakku yang dijabarkan dalam tema khusus membumikan budaya budaya 5S itu senyum salam sapa sopan dan sholawat Di mana mereka ini akan peka terhadap kebersihan sekolah disiplin dan religius untuk mewujudkan Sekolah yang aman asri dan damai yang kemudian diuraikan dalam indikator indikator pencapaian sebagai berikut

1.      

HASIL AKSI NYATA

Hasil aksi nyata aksi nyata yang berhasil diamati relatif singkat kurang lebih 2 minggu menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan namun ada beberapa catatan yang berhasil diamati adalah tanggapan dari warga sekolah khususnya guru sangat antusias dan ingin melaksanakan perubahan dengan memperkuat budaya positif yang sudah disepakati dan siap melaksanakan.

Adanya komunikasi antara beberapa guru berupa saling mengingatkan jika ada guru yang lupa melaksanakan kesepakatan tersebut beberapa wali kelas dan guru mata pelajaran sebelum memulai kegiatan selalu mengingatkan kepada siswa tentang budaya positif yang sudah disepakati antusias juga terlihat pada beberapa siswa dengan melihat perubahan pendekatan beberapa guru kepada mereka inilah beberapa hal yang berhasil diamati dalam kurun waktu dua minggu.

Pembelajaran yang didapat keberhasilan yang berhasil diamati selama seminggu antusias guru untuk terlibat aktif dalam komunitas praktisi guru penggerak sangat nampak Hal ini terlihat pada saat diskusi kelompok beberapa wali kelas dan guru mata pelajaran mulai melaksanakan kesepakatan tersebut adanya perubahan pendekatan guru kepada siswa siswa mulai lebih disiplin atas kesadaran sendiri. Dimana terdapat usaha dan campur tanagn dari segala pihak antara lain

Guru

Memiliki peran kunci dalam pengembangan disiplin positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik
Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif

Kepala sekolah

Memastikan para guru dan staf mendapatkan dukungan dalam menerapkan disiplin positif di sekolah

Mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan disiplin positif

Orang Tua

Menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif  yangkonsisten Berpartisipasi dalam pertemuan sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan disiplin positif.

 

 

KEGAGALAN YANG BERHASIL DIAMATI SELAMA DUA MINGGU

Kegagalan yang berhasil diamati selama dua minggu  sebagian besar wali kelas dan guru mata pelajaran belum melaksanakan kesepakatan secara konsisten karena masih selalu berpikiran menyita waktu pelajarannya sebagian besar siswa belum melaksanakan kesepakatan atas kesadaran sendiri.

RENCANA PERBAIKAN

Rencana perbaikan karena pelaksanaan budaya positif sekolah baru berjalan dua minggu sehingga belum nampak kekuatan dan kelemahan yang muncul serta signifikan rencana perbaikan yang akan dilakukan adalah dengan terus memberikan penguatan dan mengevaluasi kegiatan secara berkala berkelanjutan dan konsisten baik itu dikerjakan oleh guru rekan sejawat kepala sekolah semua warga sekolah termasuk siswa sebagai tujuan utama kita

Hasil kesepakatan budaya positif sekolah tanggal  02 Oktober 2021 tema sekolahku rumahku Guruku orang tuaku siswaku anakku judul budaya positif membumikan budaya 5S peka terhadap kebersihan sekolah disiplin dan religius untuk mewujudkan sekolah yang ramah asri dan damai

1.     5 S Senyum sapa salam sopan dan sholawat

v  Saling memberi 5S antara warga sekolah guru dan Guru guru dengan siswa siswa dengan siswa

v   Saling memberi 5S antara warga sekolah dan masyarakat

v  Saling berbagi nomor

2.     Peka terhadap kebersihan lingkungan

v  Tiap warga sekolah memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sekolah

v   Semua warga membuang sampah pada tempatnya sesuai sesuai dengan Jenis sampah

v   Semua warga sekolah memiliki kesadaran untuk memungut sampah yang ditemukan dan meletakkan pada tempat sampah

v  Setiap warga sekolah wajib membawa botol minum sehingga mengurangi sampah

 

3.     Disiplin

v  Semua warga sekolah tepat waktu hadir di sekolah

v  Semua warga sekolah tepat waktu memulai dan mengakhiri KBM dengan membumikan sholawat takbir

v  Disiplin menerapkan literasi

v  Disiplin dalam berpenampilan

 

4.      religius

v  Berdoa bersama mengawali dan mengakhiri KBM melalui Central

v  Menumbuhkembangkan nilai-nilai nilai-nilai keagamaan dengan sama-sama membaca shalawat sebelum memulai sebelum memulai proses pembelajaran dengan wajib membaca 10 kali sholawat Sebelum kita mulai belajar

v  Semua warga sekolah menjelaskan Setiap kegiatan keagamaan yang dilakukan sesuai dengan agamanya masing-masing

 

5.     Proses KBM

v  pertama menuntun siswa sesuai dengan bakat dan minatnya latar

v  kedua pembelajaran yang ramah dan berpihak pada anak

v   ketiga anak aktif dalam pembelajaran

 

6.      Membentuk tim pemantau yang terdiri dari 3 orang guru untuk mengamati sejauh mana tempat kebersihan pelaksanaan nilai positif sekolah.

 

Yang akan melahirkan generasi penerus masa depan bangsa yang berprofil pelajar Pancasila dalam kurung beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia berkebhinekaan Global, gotong-royong kreatif Nalar kritis dan mandiri Bagaimana budaya positif bisa menjadi suatu budaya bagi semua warga sekolah

v  Mulai dari diri sendiri

v  Dilaksanakan dengan penuh komitmen berkelanjutan dan tanggung jawab

v   memperkuat hal-hal yang sudah ada sehingga keberadaan hal-hal yang negatif menjadi tidak relevan

v  melakukan refleksi secara berkala untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang kita miliki sehingga kita bisa merubahnya secara sedikit demi sedikit secara berkelanjutan

 

5S Senyum sapa salam sopan dan sholawat saling memberi 5S antara warga sekolah guru dan Guru guru dengan siswa siswa dengan siswa yang

2.     saling memberi 5S antara warga sekolah dan masyarakat yang

3.      saling berbagi yang kedua peka terhadap kebersihan lingkungan sekolah antara lain Setiap warga sekolah memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sekolah semua warga semua warga membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan Jenis sampah semua warga sekolah memiliki kesadaran untuk memungut sampah yang ditemukan dan meletakkan pada tempat sampah Setiap warga sekolah wajib membawa botol minum sehingga mengurangi sampah yang

4.     ketiga disiplin

ü   semua warga sekolah tepat waktu hadir di sekolah

ü  semua warga sekolah tepat waktu memulai dan mengakhiri KBM

ü   disiplin menerapkan literasi datar

ü  disiplin dalam berpenampilan

ü   Religius berdoa bersama mengawali dan mengakhiri KBM serta membumikan  sholawat setiap sebelum memulai pelajaran mewajibkan untuk siswa bersholawat sebanyak 10 kali

5.     Proses KBM

ü  Menuntun anak sesuai dengan bakat dan minatnya

ü  Pembelajaran yang lama dan berpihak pada anak

ü  Anak aktif dalam pembelajaran paragraf selanjutnya yang yang pada akhirnya bertujuan melahirkan generasi penerus masa depan bangsa yang berprofil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia berkebhinekaan Global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis, Mandiri kesepakatan budaya positif tersebut disosialisasikan kepada semua siswa pada tanggal 02 Oktober tahun 2021 bertepatan dengan awal pembelajaran semester genap agar pelaksanaan budaya perjalanan berkelanjutan dan konsisten maka disepakati untuk membentuk tim pemantau yang terdiri dari 2 orang guru yang mengawasi  untuk mengamati sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan budaya positif serta mengevaluasi secara bersama-sama setiap minggu yaitu pada hari Sabtu 

G. DOKUMENTASI KEGIATAN











ASYIKNYA BERLITERASI DAN NUMERASI DENGAN GELIDA ( GERAKAN LITERASI DIGITAL ANGGREK 12 KOBI )

  ASYIKNYA BERLITERASI DAN NUMERASI DENGAN GELIDA  ( GERAKAN LITERASI DIGITAL ANGGREK 12 KOBI )  Pembelajaran merupakan kegiatan utama dari ...