Senin, 08 November 2021

Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi

 

2.1.a.9 Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi


NURHAYATI,S.Pd
SDN 12 SARAE KOTA BIMA 
CGP ANGKATAN KE 3 KOTA BIMA
 



kesimpulan tentang pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.

Sebagai pendidik, kita memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai dengan mereka. Pembelajaran berdifrensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid, dapat dikatakan bahwa berdifrensiasi berarti berbeda. Kita ketahui bahwa kemampuan anak itu berbeda oleh karena itu dalam melaksanakanpun dengan cara-cara yang berbeda pula agar kebutuhan murid terpenuhi dalam belajar secara berkelanjutan.

Dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi meliputi tiga hal, yaitu:

  1. Kesiapan Belajar Murid

Sebelum mempelajari materi atau topik, guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru harus mendiagnosa kesiapan belajar murid. Misalnya, pada diferensiasi konten, ada murid yang sudah siap mempelajari materi yang di dalamnya terdapat masalah berupa tantangan atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Ada juga murid yang mungkin masih perlu mempelajari hal-hal yang mendasar dalam memahami materi. Tentunya, perbedaan kognitif dari murid membantu guru untuk mempersiapkan bahan ajar, cara atau strategi yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut dalam pembelajaran. Jumlah bantuan atau dukungan yang diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri.

  1. Minat Belajar Murid

Hal lain yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru perlu memetakan murid berdasarkan minat belajarnya. Sebagai contoh, ada murid yang senang belajar seni, olah raga, sains atau bidang-bidang tertentu. Dalam hal ini, guru harus siap untuk memfasilitasi kebutuhan murid tersebut. Guru dapat memberikan pilihan kepada muridnya untuk belajar sesuai dengan minatnya, misalnya dalam menghasilkan produk. Dalam diferensiasi produk, murid menghasilkan produk sebagai bentuk pencapaian tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar murid masing-masing. Murid diberikan kebebasan dalam belajar. Murid bebas menghasilkan produk baik berupa teks atau tulisan seperti artikel, narasi, karangan atau bentuk produk lain yang sesuai minat belajarnya seperti audio, video, poster, mind mapping dan lainnya baik secara individu maupun secara berkelompok selama produk tersebut merujuk pada indikator atau standarisasi minimum penilaian.

  1. Profil Belajar Murid

Pemetaan kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid lebih kepada bagaimana murid belajar sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam atau bervariasi. Misalnya pada diferensiasi proses, untuk murid yang memiliki gaya belajar visual maka pada proses pembelajaran guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media berupa gambar-gambar, tampilan slide power point, grafik dan sebagainya yang membantu murid dalam belajar dan mengaitkan konsep satu dengan yang lainnya sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Demikian pula, untuk murid yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat memberikan materi menggunakan atau diiringi dengan musik.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat  di terapkan dengan kita memenuhi kebutuhan belajar murid dengan beberapa cara seperti berikut

1.   Menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. 

2.     Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. 

3.     Penilaian berkelanjutan. (proses penilaian formatif yang telah dilakukan), 

4.  Refleski guru (bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.

5. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Pengelolaan kelas yang efektif.

Diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat memenuhi kebutuhan semua individu setiap saat atau setiap waktu. Namun, guru memang diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dimana dalam proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat di lakukan dengan langkah – langkah sepert berikut :

Langkah-langkah dalam pembelajaran  Berdiferensiasi

1.     Menetapkan Tujuan Pembelajaran (Pahami Kompetensi Dasar atau Standar yang akan dicapai, Tentukan Tujuan Pembelajaran).

2.     Melakukan pemetaan kebutuhan siswa (Pre tes minat, profil belajar dan kesiapan belajar)

3.     Menentukan Strategi dan alat penilaian yang digunakan

4.     Menentukan Kegiatan Pembelajaran (Konten, Proses, Produk)

 Pada proses pembelajaran diferensiasi lebih menekankan pada kebutuhan individu, karena kita ketahui bersama bahwa setiap anak itu unik, mereka punya ciri khas masing-masing dan terlahir dengan kodrat alam dan zamannya, dalam hal ini guru hanya bisa menuntun lakunya bukan kodratnya. Oleh karena itu sebagai guru kita harus selalu berusaha untuk memenuhi dan memperhatikan kebutuhan belajar setiap murid yang berbeda tersebut. Guru dalam hal ini bukan berarti mengajar dengan berbagai cara yang berbeda dalam waktu yang sama. Namun ketika guru mengajar terlebih dahulu harus melakukan pemetakan terhadap kebutuhan belajar murid terkait dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Selain itu guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar, mendefinisikan tujuan pembelajaran  yang jelas, melaksanakan penilaian berkelanjutan dengan memanfaatkan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, merespon kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar siswa) sehingga dapat mewujudkan manajemen kelas yang efektif.

Untuk melakukan semua itu dapat dilakukan melalui strategi diferensiasi diantaranya

Diferensiasi Konten merujuk pada strategi dalam membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten yang disampaikan oleh guru

Diferensiasi Proses merujuk pada strategi untuk membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content) materi.

Diferensiasi Produk merujuk pada strategi untuk memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajar

Kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.

Menurut Ki Hajar Dewantara guru diibaratkan seorang petani dan murid adalah benih-benihnya, tentu saja benih yang tumbuh itu berbeda-beda dalam perkembangannya dan juga berbeda-beda jenisnya. Jika dikaitakan dengan Modul 1 sebelumnya sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa seorang pendidik itu dituntut untuk menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, karena  setiap anak merupakan suatu pribadi yang unik, yang mempunyai karakter khas yang membedakannya dengan anak lainnya. Sesungguhnya dari sejak dilahirkan setiap anak mempunyai perilaku, watak, karakter, bakat, minat, tingkat emosional, kecerdasan yang berbeda. Maka setiap anak atau murid harus memperoleh penghargaan maupun perlakuan yang berbeda sebagai seorang individu. Untuk dapat mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki murid dan untuk mencapai hasil belajar yang optimal disinilah peran guru dalam memodifikasi pembelajaran dengan sedemikian rupa untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda beda tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, apakah dari segi konten, proses maupun produknya yang diawali dengan memetakan kebutuhan murid itu sendiri dalam belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

      Pada intinya untuk memcapai pemenuhan kebutuhan dan prestasi belajar yang optimal, hal utama yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan memetakan kebutuhan belajar siswanya karena dengan semua itu guru dapat merancang, menerapkan/ melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa itu sendiri. Dengan terpenuhinya kebutuhan belajar siswa yang berbeda- beda tersebut, maka prestasi belajar optimal dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan

Sebagai Guru penggerak Insya Allah saya akan  selalu mendukung dengan  menerapkan nilai - nilai yang ada pada diri kita yaitu Mandiri,Reflektif, Kolaboratif dan inovatif berusaha selalu menjalankan peran saya  dalam mendukung “ Merdeka Belajar “ dimana sebagai guru kita  harus terbiasa jeli dalam melihat keberagaman kebutuhan murid dalam belajar , ada yang lambat, sedang, dan cepat. ada yang suka olah raga, agama, seni, sains, matematika  dan sebagainya. Ada juga yang suka belajar dengan cepat melalui penglihatan,pendengaran, atau kinestetik. Semua keberagaman itu harus diakomodir dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran berdifrensiasi inilah proses pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu murid.

Dengan  dasar pemetaan kebutuhan anak  Insya Allah Guru  akan mampu merancang pembelajaran berdiferensiasi dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, yaitu mampu mengakomodir segala perbedaan dari murid, apa yang dibutuhkan oleh murid dalam belajar dan apa yang dapat dilakukan oleh murid terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya serta bagaimana guru dapat merespon seluruh kebutuhan belajar murid yang berbeda tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti bahwa guru harus melakukan kegiatan yang berbeda dalam membuat perencanaan pembelajaran atau menyusun beberapa perencanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Namun, dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi tentunya harus dilakukan secara efektif dan efisien, mempertimbangkan moda, usaha dan waktu yang digunakan.

Kita sadari betul bahwa untuk melakukan sebuah perubahan itu dibutuhkan tekad dan upaya yang keras, konsisten, dan berkesinambungan serta kolaborasi dengan semua pihak. Untuk itu seorang guru harus mempunyai sebuah visi yang jelas, visi yang berpihak pada murid, visi yang terukur dan realistis sesuai dengan kondisi dan lingkungan masing-masing. Melangkah sedikit demi sedikit dan konsisten dilakukan lebih baik daripada berlari namun terus berhenti. Itulah sejatinya  SEORANG GURU PENGGERAK.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASYIKNYA BERLITERASI DAN NUMERASI DENGAN GELIDA ( GERAKAN LITERASI DIGITAL ANGGREK 12 KOBI )

  ASYIKNYA BERLITERASI DAN NUMERASI DENGAN GELIDA  ( GERAKAN LITERASI DIGITAL ANGGREK 12 KOBI )  Pembelajaran merupakan kegiatan utama dari ...