Kamis, 10 Maret 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

 

  Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya

OLEH
 NURHAYATI,S.Pd 

 


                          

Pemimpin Pembelajaran  dalam Pengelolaan Sumber Daya dan bagaimana mengimplementasikannya

 

Ekosistem merupakan sebuah system lingkungan dimana terjadi interaksi atau hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara komponen dalam ekosistem, yaitu dalam hal ini adalah komponen biotik yaitu unsur yang hidup dan komponen abiotik, yaitu unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan.

Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua dan Masyarakat sekitar sekolah. Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan dan Sarana dan prasarana.

Dengan mengetahui sumberdaya yang ada di sekolah, dan menyadari dua komponen penting dalam ekosistem sekolah, maka sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa memetakan 7 aset atau modal utama dalam sekolah dan tugas sebagai pemimpin adalah bagaimana mengelola ketujuh aset sekolah atau sumber daya tersebut untuk kepentingan dan kemajuan sekolah. 7 aset atau sumber daya sekolah tersebut antara lain:

  1. Modal Manusia
  2. Modal Fisik
  3. Modal Sosial
  4. Modal Finansial
  5. Modal Politik
  6. Modal Lingkungan/ Alam
  7. Modal Agama dan budaya

Ada dua pendekatan berfikir dalam pengelolaan asset:

  1. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)  akan melihat dengan cara pandang negatif.  memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja.
  2. Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking)adalah memusatkan pikiran pada kekuatan positif, pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Dalam pengelolaan asset di sekolah, sebagai pemimpin pembelajaran harus menerapkan pemikiran yang berbasis asset atau asset based thinking.

Apa pentingnya berfikir berbasis asset?

·       Dengan  berfikir berbasis aset maka kita bisa  fokus pada asset atau kekuatan, merangsang proses berpikir, merangsang otak ke arah kemajuan dan solusi, jika berfikir berbasis kekurangan, maka sebaliknya akan menghambat proses kemajuan, sehingga memunculkan banyak peluang, membuka jalan, membuka banyak kesempatan dan kekuatan sehingga apa yang kita inginkan bisa tercapai.

·       Dengan berfikir berbasis aset maka kita bisa membayangkan masa depan, dengan berorientasi atau membayangkan masa depan itulah maka akan banyak membuka kesempatan dan peluang untuk mewujudkan masa depan yang kita inginkan. Dengan berfokus pada masa depan, melihat potensi yang ada, apa yang sudah berkembang dan apa yang sudah berjalan

·       Dengan berpikir berbasis aset maka kita bisa berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih, sehingga kita fokus untuk belajar dari kesusksesan yang telah diraih, memaksimalkan potensi yang ada untuk meraih kesuksesan selanjutnya.

·       Dengan  berfikir berbasis aset maka kita bisa mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya

·       Dengan  berfikir berbasis aset maka kita bisa merancang rencana berdasarkan visi dan dan kekuatan

·       Dengan  berfikir berbasis aset maka kita bisa mewujudkan rencana aksi yang sudah diprogramkan

Dengan berpikir berbasis  aset, kita mengembangkan potensi sekolah, sebagai penguatan tentang bagaimana mengelola aset sekolah, berusaha memunculkan kekuatan pada asset-aset yang ada. Dengan selalu berpikir positif, berbasis pada kekuatan yang ada, apa yang sudah berjalan maka kita bisa memaksimalkan potensi yang ada dan bisa memajukan kemajuan sekolah

Jadi dengan berfikir berbasis pada asset maka kita akan bisa fokus pada asset atau kekuatan, sehingga bisa membayangkan masa depan, kita pun akan berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih, dan kita akan bisa mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya dan kita akan bisa merancang rencana berdasarkan visi dan dan kekuatan serta bisa mewujudkan rencana aksi yang sudah diprogramkan

Seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengelola asset yang ada dengan pendekatan positif agar bisa memanfaatkan asset yang ada  untuk kepentingan pembelajaran yang berkualitas, sehingga bisa mewujudkan siswa yang selamat dan bahagia

Dengan modul 3.2 mengarahkan seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus selalu berpikir positif.untuk bisa mengembangkan potensi sekolah.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:Modal ManusiaModal Sosial,  Modal Fisik, Modal Lingkungan/alam, Modal Finansial, Modal PolitiK, Modal Agama dan budaya.

Asset-Based Community Development (ABCD) atau kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, yang suatu pendekatan yang menitikberatkan pada kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, yang dijadikan sebagai kekuatan untuk maju dan berkembang.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada:

·       Usaha mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna.

·       Kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

·       Aset atau berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.

·       Gerakan seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development.

2. SINTESIS BERBAGAI MATERI

A.  Modul 1.1 Nilai Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Modul 1.1 tentang sumber daya manusia yaitu murid itu sendiri, sebagai pemimpin pembelajaran maka kita harus mendidik siswa semaksimal mungkin sesuai filosofi Ki Hadjar agar siswa bisa berkembang sesuai kodratnya. Menurut Ki Hadjar Dewantara, bahwa maksud pendidikan itu adalah kegiatan menuntun segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Siswa memiliki 2 kodrat alam dan kodrat zamannya, sebagai pemimpin pembelajaran kita bisa mengelola aset sumber daya murid dengan pola asah asih asuh dengan menuntun mereka agar bisa melejitkan potensi siswa sehingga bisa mencapai kebahagiaan yang setingi-tingginya. Modul 1.1 berfokus pada anak-anak, sehingga guru sebagai petani, bisa menuntun kodrat anak agar bisa tumbuh sesuai kodratnya dengan mengelola asset yang ada.

B. Modul 1.2  Nilai dan peran Guru Penggerak

Modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak, juga membahas tentang sumber daya manusia yaitu dari segi guru, dimana untuk bisa mengelola potensis siswa, maka seorang gru harus memiliki kapasitas, komepetensi dan dasar nilai dalam mengelola asset yang ada. Nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid harus dijadikan landasan dalam pengelolaan asset sekolah terutama untuk mewujudka profil pelajar pancasila. Juga ada cara kerja bagaimana memkasimalkan nilai-nilai karakter anak agar bis aberkembang dengan baik. Begitu juga dengan peran sebagai guru penggerak yaitu pemimpin pembelajaran, pemimpin pengembangan sekolah, pemimpin manajemen sekolah. Dalam modul ini juga dibahas bagaimana pengembangan karakter pada anak, bagaimana karakter bertumbuh atau pengelolaan sumber daya murid kita

C.  Modul 1.3 Tentang Visi guru Penggerak

Modul ini berbicara bagaimana mengelola asset atau sumber daya, pendekatan apa yang kita gunakan untuk melakukan sebuah perubahan, bagaimana kita mencapai perubahan atau visi yang kita inginkan sehingga modul 3.2 ini kembali memperkuat modul 1.3  tentang pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA dalam melakukan perubahan atau pengembangan sekolah. Mellaui pendekatan IA, Model BAGJA maka sebagai pemimpin pembelajaran kita bisa melakukan perubahan yang berbasis asset atau sumber daya untuk menuju perubahan positif. BAGJA memiliki tahapan sebagai berikut:

D. Modul 1.4 Buaday Positif

tentang budaya positif yaitu berupa lingkungan yang mendukung perkembangan siswa, Sebagai petani, maka kita akan memaksimalkan sumber daya lingkungan yang positif agar anak anak bertumbuh sesuai kodratnya. Sebagai pemimpin pemelajaran adalah abgaiamana mengelola budaya positif , mengelola lingkungan baik biotik maupun abiotic yang mendukung perkembangan karakter baik pada siswa sehingga tujuan pendidikan seperti yang diharapkan terwujud yaitu menjadikan siswa selamat dan bahagia

E. Modul 2.1 Tentang pembelajaran berdiferensiasi

Dimana sebagai pemimpin pembelajaran harus menyadari bahwa setiap anak mempunyai  kodrat berbeda sehingga dibutuhkan pembelajaran diferensiasi sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam tersebut. Untuk bisa melakukan perubahan dalam kelas dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maka seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memetakan asset atau sumber daya dan juga memanfaatkan asset atau sumber daya yang ada, baik itu sumber daya manusia komponen biotik  maupun sumber daya yang berupa komponen abiotik, yaitu  sarana prasarana dan keuangan untuk bisa menyusun dan mendesain strategi pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dan tepat sehingga bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa

Setiap anak memiliki kodrat yang berbeda baik dari segi minat, profil belajar, maupun kesiapannya sehingga pembelajaran berdiferensiasi sebagai sebuah strategi untuk menuntun anak sesuai kekuatan kodratnya.

F. Modul 2.2 Tentang pembelajaran sosial emosional

Modul yang membahas cara atau strategi sebagai pemimpin pembelajaran untuk  menuntun anak-anak untuk mewujudkan siswa yang selamat dan bahagia. Pendidikan ataupun pembelajaran bukan semata mata berorientasi pada aspek kognitif tapi bagaimana bisa mengembangkan kecerdasan sosial emosional pada diri anak agar anak bahagia.Tehnik mindfulness bisa dijadikan strategi atau cara mengelola sumber daya manusia yang kita miliki yaitu murid sehingga potensi kecerdasan sosial emosional anak bisa berkembang optimal.

G. Modul 2.3 Coaching

Modul 2.3 tentang coaching merupakan sebuah tehnik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Coaching memberikan kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak sehingga metakognisinya meningkat dan berpikir kritis dan mencapai potensi diri yang optimal.

H. Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin Pembelajaran

Dalam modul ini seorang pemimpin pembelajaran, dituntut untuk bisa mengambil keputusan yang beretika dengan menggunakan prinsip berpikir berbasis 4 paradigma, 3 resolusi berpikir dan 9 langkah pengujian keputusan. Prinsip pengambilan Keputusan ini sangat penting apalagi yang berkaitan dengan pengelolaan asset atau sumber daya sekolah untuk kepentingan murid.

2. RENCANA TINDAKAN

Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

a. Latar belakang

(Apa yang mendasari Anda membuat rancangan tindakan ini?)

Sumber daya  atau aset adalah hal yang sangat mendukung kemajuan sekolah, untuk itu saya sebagai guru harus bisa memetakan aset sekolah , sehingga saya bisa memaksimalkan pemanfaatan aset guna mendukung pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas pendidikan

b. Tujuan

(Apa dampak pada murid yang ingin dilihat dari rancangan tindakan ini?)

Pemetaan dan pengelolaan  asset atau sumber daya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas pendidikan secara umum

c. Tolok Ukur

(Bukti apa yang dapat dijadikan indikator bahwa tindakan ini berjalan dengan baik?)

Evaluasi terhadap proses pelaksanaan aksi nyata

d. Dukungan yang dibutuhkan

(Apa saja bahan, alat, atau pihak yang Anda butuhkan untuk menjalankan tindakan? Bagaimana Anda akan mendapatkannya?

 Untuk melaksanakan aksi nyata diperlukan kolaborasi  semua pihak di sekolah, sehingga saya memerlukan bantuan pemangku kepentingan di sekolah

-kepala sekolah

-rekan sejawat

-Staf TU

-siswa

e. Linimasa tindakan yang akan dilakukan

Untuk melaksanakan aksi nyata saya menyusun prosedur BAGJA pada modul 1.2

  1. Buat  Pertanyaan  atau define : Meminta  murid untuk menggali cita-cita dan harapan  tentang kelas impian mereka dengan menginventarisir potensi dan kekuatan: -Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat kelas lebih menyenangkan? – bagaimana mewujudkan kelas yang nyama dan menyenanngkan
  2.  Ambil Pelajaran atau Discover:  Mengidentifikasi hal-hal yang diinginkan, contohnya: apa pengalaman menyenangkan yang pernah siswa alami?
  3. Gali Mimpi atau Dream: menanyakan ke siswa , menanyakan pendapat setiap angota kelas tentang pendapat dan perasaan mereka tentang impian kelas yang nyaman dan menyenangkan, contohnya: Seperti apa kelas yang menyenangkan ?bagaiaman perasaan kelas yang nayamn dan menyenangkan 
  4. Jabarkan Rencana atau Design, membuat capaian yang realistis, misalnya apa langkah-langkah  untuk menyiapkan kelas yang nyaman dan menyenangkan, Bagaimana  pengaturan kelas  agar tetap nyaman dan menyennagkan
  5. Atur Eksekusi atau Deliver: menyusun tim kerja, misalnya  siapa saja yang terlibat dan apa saja peran masing-masing murid ?

GURU PENGGERAK TERGERAK, BERGERAK DAN MENGGERAKKAN 

SALAM GURU PENGGERAK 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASYIKNYA BERLITERASI DAN NUMERASI DENGAN GELIDA ( GERAKAN LITERASI DIGITAL ANGGREK 12 KOBI )

  ASYIKNYA BERLITERASI DAN NUMERASI DENGAN GELIDA  ( GERAKAN LITERASI DIGITAL ANGGREK 12 KOBI )  Pembelajaran merupakan kegiatan utama dari ...